REPUBLIKA.CO.ID, Minuman energi biasanya mengandung gula yang tinggi. Kadar gulanya bahkan jumlahnya sama dengan kadar kafein dalam secangkir kopi.
Minuman yang satu ini sering menggembar-gemborkan fungsinya sebagai penggerak energi karena efek campuran bahan-bahan yang dikandungnya, mulai dari taurin dan l-carnitine, asam amino alami sampai ginseng. Meskipun campuran bahan-bahannya disebut spesial, studi menunjukkan minuman energi tidak meningkatkan energi yang lebih baik dari secangkir kopi.
Sebaliknya, minuman energi dapat memiliki efek samping yang jahat. Pada tahun 2007, tim peneliti yang juga dokter anak dari Children's Hospital of Michigan, dr Steven Lipshultz mulai memperhatikan anak-anak dan orang dewasa yang mengkonsumsi minuman energi dan berakhir ke ruang gawat darurat rumah sakit. Ia mulai bertanya-tanya apakah yang terjadi adalah sebuah tren baru. Sehingga ia dan rekannya mulai melacak data dari pusat kontrol racun di seluruh dunia.
Di tahun 2011 dia dan rekan-rekannya melaporkan bahwa kasus penyakit terkait dengan konsumsi minuman berenergi telah meroket dengan efek samping seperti masalah jantung, kerusakan hati, kejang bahkan kematian.
Lipshultz menjelaskan studi di tempat terpisah, pemerintah Amerika Serikat menemukan kunjungan ke unit gawat darurat yang terkait dengan konsumsi minuman berenergi tumbuh dengan cepat pada tahun 2005 dan 2011. Saat ini , untuk melihat apakah trend akhir-akhir ini telah berubah, ia dan rekannya menganalisis laporan dari semua kasus di pusat kontrol racun AS antara bulan Oktober 2010 sampai September 2013. Mereka menemukan bahwa 5.156 kasus telah dilaporkan ke pusat kontrol racun dan 40 persen anak usia enam tahun.
Selain itu, minuman yang termasuk aditif tertentu, seperti asam amino dan ekstrak tanaman, cenderung menimbulkan masalah lebih parah daripada mereka yang hanya termasuk bentuk bubuk kafein. Ekstrak yang mengandung kafein tambahan yang tidak dihitung pada label minuman.
Lebih dari itu, ekstrak mungkin mengandung senyawa yang belum dipelajari dengan baik dan yang bisa menyebabkan efek tambahan, efek yang tidak diketahui, terutama ketika dikonsumsi dalam kombinasi dengan banyak zat aditif dan kafein. “Anda tidak tahu benar apa efek ginseng, apa efek dari Taurin, apakah efek guarana, apakah efek kafein,” ujar Lipshultz, seperti dikutip dari laman Huffingtonpost, Selasa (18/11).