REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Menjadi menteri harus siap dengan segala konsekuensinya yakni menjalankan tugas negara dalam proses pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak. Selain rapat dan menghadiris egala macam pertemuan, menteri pun harus siap blusukan, mengontrol langsung kondisi masyarakat di daerah, sesuai bidangnya.
Tak terkecuali Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono. Pria kelahiran 5 November 1954 tersebut mesti menyiapkan tenaga dan pikiran dan tetap sehat di usianya yang tak lagi muda. “Kuncinya itu, harus punya jiwa seni,” katanya kepada wartawan seusai menyelenggarakan rapat di kantor Kemen PU-Pera pada Jumat (28/11).
Dengan cara santai, menteri yang piawai menggebuk drum itu juga menyebutkan kebiasaannya yang rutin minum teh dengan madu di pagi hari, menjadi kekuatannya dalam mengawali hari.
Basuki mulai berkecimpung di dunia karier sebagai Komisaris Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sejak 1 Mei 2012. Basuki juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum periode 2005 – 2007.
Setelah itu, ia menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum periode 2007 – 2013. Terakhir, ia menjabat sebagai Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum periode 2013 hingga sekarang.
Pada masa pemerintahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Basuki pernah dipercaya untuk menjadi tim penanggulangan lumpur Lapindo, Porong, Jawa Timur. Ia mulai mendatangi lokasi tersebut sejak 8 September 2006. Tugasnya pada saat itu adalah memantau perkembangan penanganan lumpur Lapindo setiap hari.