REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) Kemenpora Dr. Basuki Supartono mengatakan, sekitar 4 dari 10 orang Indonesia menderita osteoporosis sedangkan wanita usia 65 tahun di Eropa seperempatnya menderita patah tulang belakang akibat osteoporosis. Tahun 2050 mendatang, jumlah penderita osteoporosis akan meningkat 4 kali lipat.
Supartono menjelaskan, penyakit osteporosis adalah penurunan masa tulang akibat ketidakseimbangan proses pembentukan dan penyerapan tulang sehingga tulang menjadi tipis, rapuh dan patah. Osteoporosis bisa dikenali dengan gejala-gejala seperti pegal-pegal di bagian tulang belakang,tulang iga dan tulang bahu.
"Tulang di tubuh manusia berperan sebagai rangka, alat gerak, pelindung, pabrik sel darah dan gudang mineral. Tulang mengandung kalsium dan protein yang berkembang secara dinamis. Bila tulang mengalami kekurangan kalsium akan berisiko tinggi menimbulkan osteoporosis," kata dia kepada para calon jamaah haji dan umroh saat Penyuluhan Kesehatan Osteoporosis dan Manasik Haji bagi jamaah haji dan umroh, Ahad (23/11) kemarin di Gedung RSON, Jakarta.
Supartono mengungkap, tulang yang normal bentuknya tebal dan padat. Sebaliknya bentuk tulang yang mengalami osteoporosis adalah tipis dan berongga. Puncak kekuatan tulang saat berusia 35 tahun dan setelah itu kekuatan tulang mulai menurun. Pada pria, kekuatan/massa tulang akan berkurang 20 – 30 persen sedangkan wanita 30 – 50 persen," ucap dia.
.