REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Heri Purwata
YOGYAKARTA -- Pengobatan Islami yang pada masa lalu diterapkan Rasulullah SAW mulai dilirik dunia Barat. Muncullah upaya untuk mengintegrasikan praktik pengobatan modern yang berkembang di Barat dengan nilai-nilai keagamaan.
Padahal, sebelumnya hal tersebut dianggap tidak ilmiah karena Barat menilai ilmu pengetahuan harus dipisahkan dari nilai-nilai agama.
"Namun, berdasarkan riset terkini yang mereka lakukan, ternyata pengobatan yang bersumber dari ajaran agama tertentu terbukti berkontribusi dalam kesembuhan pasien," kata Direktur Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta Arrus Fery pada seminar nasional bertema Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 2014 Seri ke-4 di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, pekan lalu.
Menghadapi tren tersebut, menurut dia, umat Islam harus segera berbenah dan mempersiapkan diri. "Kita harus mampu mengembangkan konsep pengobatan holistik yang mengintegrasikan antara pengobatan klinis dan pengobatan ala Nabi SAW. Jika kita tidak segera bertindak, peluang ini akan diambil oleh bangsa lain,'' ujar dia.
Tren ini, kata Arrus, sudah menjadi keniscayaan, namun sistem pengobatan yang ada masih sangat terfragmentasi. Karena itulah, ia sedang mengembangkan pengobatan ala Nabi di RS Nur Hidayah.
Ia mengatakan, sudah lama umat Islam hanya menjadi penonton dan konsumen dalam perkembangan pengobatan modern. Padahal, dari segi historis, fondasi ilmu kedokteran modern justru banyak dibangun oleh para cendekiawan dan ilmuwan Muslim.