REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Heri Purwata
Mereka tidak hanya mendapat inspirasi untuk mengembangkan ilmu pengobatan dari tata cara Rasulullah SAW dalam memelihara kesehatan, tapi juga dari praktik pengobatan yang dilakukan bangsa-bangsa lain, seperti Mesir dan Romawi.
Meski demikian, ia tidak menampik banyak tantangan yang harus dihadapi untuk membangkitkan kembali pengobatan holistik Islami tersebut.
Salah satu tantangan itu adalah masyarakat dan kalangan praktisi medis masih memandang sebelah mata terhadap praktik pengobatan tersebut.
Mereka melihatnya hanya sebagai pengobatan alternatif. "Resistensi yang ada di masyarakat masih tinggi sehingga kami pun terus memberikan edukasi lewat berbagai media," katanya.
Mengenai hal ini, ia memiliki kisah menarik. Ia pernah menangani pasien yang menderita penyakit-penyakit aneh, seperti muncul paku atau benda asing dari anggota tubuh.
Masyarakat sering menganggap penyakit ini sebagai dampak dari teluh atau santet sehingga harus ditangani oleh orang pintar dan bukan ahli medis.
''Rumah sakit pun sering angkat tangan menangani kasus semacam ini karena dianggap bukan wilayah mereka,'' kata Arrus.
Namun, faktanya, tutur dia, RS Nur Hidayah berhasil menyembuhkan pasien berpenyakit aneh tersebut. Untuk mengobati pasien seperti itu, ia menggabungkan terapi klinis dan pengobatan ala Nabi SAW.
Caranya, ia mengajak pasien untuk meningkatkan iman kepada Allah SWT agar dilindungi dari gangguan sihir. ''Lewat cara itu, pasien dapat sembuh dari penyakitnya dan tidak lagi bergantung pada cara-cara mistik untuk berobat.''