Ahad 28 Dec 2014 14:02 WIB

Terlalu Banyak TV Sebabkan Gangguan Dislogia di Anak

Rep: Neni Ridareni/ Red: Indira Rezkisari
Anak dan Televisi. Ilustrasi.
Foto: huffingtonpost
Anak dan Televisi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam sehari, seberapa sering anak Anda menonton TV? Sebelum dampak negatifnya melanda si kecil, sebaiknya ikuti rekomendasi dari American Academy of Pediatrics terkait penggunaan media pada anak.

Sejak 1999, American Academy of Pediatrics telah mengeluarkan pernyataan kebijakan tentang penggunaan media bagi anak. Lembaga tersebut mengingatkan orang tua untuk menghindarkan buah hatinya yang berusia kurang dari dua tahun dari menonton TV dan aktivitas sejenis. Anjuran itu tidak berarti kelompok usia tersebut tak boleh menonton sama sekali, tapi menonton TV sangat tidak disarankan.

Mengapa begitu? American Academy of Pediatrics yakin dampak negatif menonton TV -baik jumlah waktu menonton maupun kontennya- lebih besar ketimbang manfaatnya untuk anak yang berusia kurang dari dua tahun. Sampai sekarang, masih minim bukti yang menunjang manfaat aktivitas tersebut bagi edukasi maupun perkembangan anak.

Di samping itu, ada potensi dampak negatifnya terhadap kesehatan dan perkembangan anak. Lantas, ada pula efeknya terhadap pengasuhan?

Di Indonesia, dampak tersebut nyata terlihat, salah satunya di Rehablitasi Medik RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Dari seluruh kasus gangguan wicara, sekitar 70 persen di antaranya merupakan dislogia. Selebihnya terkait kasus tunarungu. Semakin banyaknya anak Indonesia yang mengalami gangguan dislogia terjadi karena hampir setiap rumah memiliki TV dan diletakkan di ruang tamu dan bahkan di kamar.

“Alhasil, anak selama 24 jam ditemani televisi, termasuk ketika terlelap,” kata Koordinator Terapi Wicara RSUP Dr Sardjito Euis Helmi Helmia Rosa kepada Republika, di RSUP Dr Sardjito.

Di samping itu, banyak orang tua yang bekerja sehingga anak dititipkan kepada pembantu rumah tangga. Anak lebih sering dikurung di rumah dan ditemani dengan televisi dan gadget. Adanya televisi dan gadget ini sangat memengaruhi gangguan bahasa wicara.

Seperti apa bentuk gangguannya? Dislogia merupakan gangguan pemahaman bahasa, ekspresi bahasa, dan pemusatan perhatian. Contohnya, ada anak yang baru berusia satu tahun sudah bisa menirukan iklan maupun lagu-lagu di televisi. Kemampuan itu didapat karena sejak usia dua minggu ia sudah menonton televisi.

Persoalan baru terlihat ketika anak diajak bicara. Ketika ditanya, ia tidak bisa menjawab. “Ini merupakan salah satu dari gangguan dislogia,’’ ujar Helmi menjelaskan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement