REPUBLIKA.CO.ID, Bila teknik operasi cangkok kornea mata untuk mengembalikan kesehatan mata umumnya membutuhkan masa pemulihan yang relatif lama, kini teknik cangkok dengan masa pemulihan lebih cepat hadir di Indonesia.
Chairman INASCRS, Dr Setiyo Budi Riyanto, SpM, mengungkapkan, teknik cangkok kornea yang disebut Lamellar Kerastoplasy ini hanya mengganti bagian kornea yang rusak saja.
Sementara, jaringan kornea yang masih sehat tetap dipertahankan. Sehingga proses adaptasi mata pasien terhadap kornea baru menjadi lebih mudah dan risiko penolakan pun bisa diminimalisir.
"Proses pemulihan pascaoperasi juga lebih cepat dibanding dengan metode konvensional karena hanya membutuhkan sedikit jahitan pada proses transplantasi," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (8/1).
"Pemulihan sekitar tiga hari bila pasien disiplin," tambah dia. Lebih lanjut, Setiyo mengatakan, teknik Lamellar Kerastoplasy terdiri dari dua jenis. Yaitu, Deep Anterior Lamellar Keratoplasty (DALK) yang ditujukan untuk mengganti sebagian besar lapisan depan kornea termasuk bagian kornea yang lebih dalam.
Lalu, Descements Stripping Automated Endtothelial Keratoplasy (DSEK). Yakni untuk mengganti lapisan tipis kornea terdalam melalui lubang atau sayatan kecil tanpa jahitan.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, ahli transplantasi kornea asal Amerika Serikat, Dr Anthonu J Aldave, MD, mengungkapkan, teknik ini menawarkan penglihatan pasca kerusakan kornea lebih jernih dan aman.
"Tidak ada batasan usia. Hanya, semakin tua usia pasien, semakin tinggi risiko penolakan mata," kata dia.