Ahad 11 Jan 2015 10:07 WIB

Ini Kenapa Banyak Menonton TV Buruk Bagi Diet Anda

Kebiasaan banyak menonton TV membuat keinginan mengudap turut menjadi besar pula.
Foto: Republika/Prayogi
Kebiasaan banyak menonton TV membuat keinginan mengudap turut menjadi besar pula.

REPUBLIKA.CO.ID, Liburan adalah momen yang kerap disalahgunakan ketika berurusan dengan makanan. Karena sedang menikmati liburan banyak orang bersantai di depan televisi sambil tidak berhenti mengudap.

Berdasarkan studi terbaru yang dilakukan oleh University of Houston di bawah pimpinan profesor Temple Nothup diketahui kalau mereka yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan televisi akan juga banyak menyantap makanan yang tidak sehat.

"Sejumlah studi sebelumnya menemukan hubungan antara banyaknya waktu di depan televisi dan konsumsi makanan yang tidak sehat," kata Temple, seperti dikutip dari siaran pers University of Houston kepada ROL, Ahad (11/1). Intinya, banyaknya waktu di depan televisi yang dihabiskan, maka akan makin banyak pula makanan tidak sehat yang disantap.

Sehingga banyak menonton televisi sama dengan mendorong banyaknya asupan makanan tidak sehat yang masuk dalam tubuh.

Temple mendokumentasikan studi tersebut dengan judul “Understanding the Relationship Between Television Use and Unhealthy Eating: The Mediating Role of Fatalistic Views of Eating Well and Nutritional Knowledge", dan dipublikasikan di International Jornal of Communication and Health.

"Hanya ada sedikit riset mengenai alasan psikologis kenapa hubungan antara televisi dan mengudap bisa muncul karena hubungannya bersifat aktivitas yang tidak aktif karena hanya duduk saja hingga mendorong keinginan mengudap," ujarnya. Temple mengatakan, ia ingin menyelidiki alasan mendasar dari segi psikologis kenapa hubungan antara televisi dan mengudap bisa ada.

Ia pun menemukan mereka yang menonton banyak televisi memiliki pemahaman yang buruk tentang nutrisi yang baik. Dan memiliki pandangan yang kurang mengenai makanan yang sehat dibanding mereka yang menonton televisi lebih sedikit.

"Sangat penting untuk memahami bagaimana orang mengembangkan pengetahuannya tentang nutrisi, termasuk memeriksa pesan tentang itu di dalam media," ujarnya.

Temple menyarankan, karena orang dibanjiri dengan iklan makanan tidak sehat dan pesan tentang tren terkini tentang apa yang harus dimakan dan tidak, maka mereka mengembangkan perilaku yang buruk terkait makanan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement