REPUBLIKA.CO.ID, Makanan cepat saji selalu punya penggemar setianya. Uniknya, peneliti di Amerika Serikat menemukan fenomena kalau pembeli makanan cepat saji ternyata masih memperhatikan kesehatannya.
Hal tersebut terbukti dari kecenderungan belanja makanan mereka, yang setidaknya menaruh 50 persen makanan yang lebih sehat dalam kantung belanjaannya. Sementara sisa belanjaannya, tetap merupakan makanan cepat saji.
Dikutip dari laman CBC, Senin (12/1), para peneliti mengatakan, pengurangan saja tidak cukup untuk memelihara kesehatan. Daftar makanan cepat saji tetap harus diganti dengan makanan lain yang lebih sehat dan kaya nutrisi. Solusinya, Anda bisa mencatat daftar belanjaan apa saja yang harus dan akan dibeli.
Daftar bertujuan mengingatkan Anda untuk menghindari pembelian makanan cepat saji secara impulsif. Para peneliti berasumsi, bahwa fokus atau pertimbangan para konsumen sebetulnya bisa jadi lebih kepada segi pengeluaran.
Studi ini menunjukkan, pada musim liburan sekaligus memasuki tahun baru, konsumen supermarket terutama grosiran tampaknya lebih banyak membeli makanan cepat saji ketimbang makanan bergizi. Kendati dalam kurun waktu tujuh bulan, peneliti juga menemukan para pembeli yang cenderung memilih menu lebih sehat tetapi mengandung kalori tinggi, lemak, gula dan garam.
Hasil penelitian mereka, kalori yang dibeli setiap minggu naik 9,3 persen (450 kalori per porsi per minggu) setelah tahun baru. Sementara pada masa liburan meningkat 20 persen (890 kalori per minggu).
"Meskipun resolusi tahun baru dikenal sebagai resolusi konsumsi makanan sehat namun tampaknya sebagian besar masyarakat masih ragu melakukannya," kata Profesor Lizzy Paus dari University Vermont dan rekan-rekan peneliti di Cornell University yang menyimpulkan dalam jurnal PLoS One.
Observasi yang dilakukan peneliti yaitu pola belanja di antara 200 rumah tangga di negara bagian New York AS berdasarkan pengeluaran belanja mereka selama tiga periode waktu yaitu Thanksgiving, Tahun Baru Sampai Maret, dan Juli hingga Thanksgiving.
Ikuti Whatsapp Channel Republika