REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang mengatakan anak membutuhkan aktifitas fisik dalam kehidupan sehari-hari. Apa sih yang dimaksud aktifitas fisik ini? Apa saja bentuknya?
Menurut psikolog anak, Nadya Pramudita, aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang diproduksi oleh otot-otot dan membutuhkan energi. Berdasarkan fakta, anak yang tidak aktif, ketika dewasa pun menjadi tidak aktif. Selain itu, saat ini semakin banyak anak yang overweight, karena itu setiap anak tetap perlu aktif secara fisik.
Sementara itu, berdasarkan fakta WHO, anak yang kurang aktivitas fisik, akan memiliki faktor risiko terbesar dari kematian. Kemungkinan anak yang kurang aktifitas fisik akan menderita tekanan darah tinggi, penggunaan tembakau, dan glukosa darah tinggi.
Selain itu, anak yang kurang aktifitas fisik juga menjadi penyebab utama dari 21 sampai 25 persen kanker payudara dan usus. Kemudian 27 persen diabetes dan 30 persen gangguan jantung.
Nadya menambahkan, masih menurut WHO, aktivitas fisik yang reguler meningkatkan kesehatan tubuh. Dengan aktifitas fisik, anak Anda akan terbebas dari penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke, diabetes, kanker paudara dan usus serta depresi.
Penting diingat, aktivitas fisik itu tidak sama dengan olah raga. Namun memang aktivitas fisik itu mencakup olah raga. Selain itu, aktivitas bermain, berjalan, tugas rumah tangga, berkebun, menari, dan lainnya juga masuk kategori aktivitas fisik.
Baik itu yang intensitas medium hingga berat memiliki manfaat bagi kesehatan. Contoh aktivitas fisik medium adalah jalan santai, tugas rumah tangga. Sedangkan contoh yang berat adalah lari, berenang, angkat barang berat.
Nadya mengatakan, anak usia lima sampai 17 tahun, minimal harus melakukan 60 menit (akumulatif) aktivitas fisik setiap hari, dengan intensitas medium hingga berat. Usia 18 sampai 64 tahun, minimal 150 menit aktivitas medium atau 75 menit aktivitas berat setiap pekan, masing-masing durasi 10 menit.
Sedangkan untuk orang usia di atas 65 tahun, aktivitas fisik untuk meningkatkan keseimbangan, tiga hari sepekan (tergantung kemampuan dan kondisi kesehatan). "Rekomendasi berlaku bagi semua dewasa sehat," ujarnya kepada ROL, Jumat (16/1).
Menurutnya, aktivitas fisik lebih baik dilakukan sedikit daripada tidak sama sekali. Sebaiknya intensitas dan durasi ditingkatkan.
Namun juga harus perhatikan saran dokter bila ada kondisi fisik atau kesehatan tertentu. Ia menambahkan dalam melakukan aktivitas fisik, lingkungan mempengaruhinya, misalnya sarana.