Jumat 16 Jan 2015 07:19 WIB

Aktivitas Fisik ini Direkomendasikan untuk Anak

Rep: Desy Susilawati/ Red: Mansyur Faqih
  Anak-anak berolah raga di luar ruang (outdoor gym) di Taman Tebet, Jakarta Selatan, Ahad (15/6). (Republika/Yasin Habibi)
Anak-anak berolah raga di luar ruang (outdoor gym) di Taman Tebet, Jakarta Selatan, Ahad (15/6). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas fisik macam-macam bentuknya. Ada bermain atau permainan, olah raga, transportasi (mobilitas), rekreasi dan latihan terstruktur, dalam konteks aktivitas keluarga, sekolah, dan komunitas. Nah, aktivitas fisik apa sih yang direkomendasikan untuk anak sesuai dengan tahapan usianya?

Psikolog anak, Nadya Pramudita mengatakan, rekomendasi aktivitas fisik untuk anak-anak usia 5 sampai 17 tahun yaitu akumulasi aktivitas fisik minimal 60 menit setiap hari, dengan intensitas medium hingga berat. 

Jika aktivitas fisik dilakukan di atas 60 menit semakin banyak keuntungan bagi kesehatan. Menurutnya, melakukan aerobik lebih baik, minimal tiga kali sepekan (bisa juga dilakukan dalam bentuk permainan, lari, lompat). Lalu bagaimana rekomendasi untuk anak usia 2 sampai 3 tahun, 4 sampai 5 tahun dan 6 sampai 12 tahun? 

Nadya menjelaskan, aktivitas fisik yang bisa dilakukan anak usia dua sampai tiga tahun adalah berjalan, berlari, menendang, melempar. Secara natural aktif, orang tua harus memberi banyak kesempatan untuk latihan dan membangun keterampilan.

Menurut National Association of Sports and Physical Education, aktivitas fisik yang bisa mereka lakukan adalah minimal 30 menit aktivitas fisik terstruktur (dipimpin orang dewasa). Minimal 60 menit aktivitas fisik tidak terstruktur (bermain bebas). Selain itu, harus ada aktivitas dalam satu jam (kecuali tidur) setiap hari. 

Yang sudah dapat dilakukan anak usia dua tahun adalah berjalan dan berlari dengan benar. Mulai bisa tendang bola dan lompat di tempat dua kaki. Sementara untuk anak tiga tahun, mereka sudah bisa berdiri satu kaki, tendang bola ke depan, lempar bola, tangkap bola dengan tangan penuh, mengayuh sepeda roda tiga. 

Nadya menyarankan aktivitas yang bisa dilakukan bersama anak usia dua sampai tiga tahun, yaitu mainan sesuai usia seperti bola, mainan tarik-dorong, sepeda atau mobil-mobilan. Bisa pula lakukan jalan penguin, lompat kodok, meniru gerakan binatang. 

Atau bisa juga jalan di atas badan orang dewasa, merayap di bawah ‘terowongan badan’. Bahkan orang tua juga bisa menari bersama sambil mendengar musik. "Dengan banyak latihan, makin terampil. Beri banyak kesempatan aktif dalam lingkungan aman," ujarnya.

Tapi jika anak menolak bermain atau olah raga bersama teman dan mengeluh sakit selama atau setelah aktivitas, orang tua perlu memberikan perhatian. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement