Jumat 16 Jan 2015 07:26 WIB

Deteksi Dini Tingkatkan Peluang Pasien Kanker Anak

Kegiatan Melukis Pasien Kanker Anak Dharmais. (Republika/Prayogi)
Kegiatan Melukis Pasien Kanker Anak Dharmais. (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pasien penderita kanker memiliki peluang 80 persen sembuh jika penyakitnya itu dapat terdeteksi sedini mungkin. Sehingga memungkinkan pasien mendapatkan pengobatan lebih awal.

"Kalau datang saat sudah stadium lanjut, proses penyembuhannya akan lebih sulit dan tingkat kesembuhannya hanya sekitar 20 persen. Tapi kalau berobat di stadium-stadium awal, kemungkinan untuk sembuhnya bisa mencapai 80 persen," ujar Kepala Staf Medik Fungsional Anak RS Kanker Dharmais, dr. Haridini Intan S. Mahdi, SpA, saat ditemui di RS Kanker Dharmais, Kamis (15/1).

Lebih lanjut, Haridini mengatakan, terhitung empat tahun terakhir, sekitar 85 persen pasien kanker baru datang ke rumah sakit saat kankernya telah memasuki stadium tiga dan empat.

Namun, sekarang ini persentasenya turun menjadi sekitar 50 persen. Kondisi ini, kata Haridini, menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat soal bahaya kanker anak dan gejala awal kanker masih tergolong minim.

Oleh karena itu, edukasi soal kanker anak tetap perlu ditingkatkan. Dia mengungkapkan, saat ini pengobatan yang dapat diberikan pada pasien kanker ialah kemoterapi dan pengobatan suportif.

Hanya saja, masih ditemui kecenderungan masyarakat menunda pengobatan medis untuk kanker. Mereka lebih memilih pengobatan alternatif, misalnya menggunakan obat-obatan herbal.

Padahal, selama ini belum ada uji klinis untuk keefektifan obat-obatan herbal pada anak-anak. "Ada juga perdebatan soal kemoterapi, yang dianggap tak bisa membantu pasien sembuh. Padahal mereka tengah berpacu dengan waktu. Kalau terlambat ditangani, bisa-bisa malah jadi sulit disembuhkan. Jadi memang perlu penanganan yang cepat dan tepat," pungkas dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement