REPUBLIKA.CO.ID, Alergi telur merupakan alergi makanan yang paling sering ditemukan pada bayi dan anak-anak. Alergi terhadap telur biasanya dialami saat anak menginjak usia lima atau enam tahun.
Reaksi alergi yang terjadi setelah mengonsumsi telur melibatkan antibody imunoglobulin (IgE) atau terjadinya kesalahan pada sistem kekebalan tubuh karena telur, semua jenis telur termasuk telur bebek dan puyuh, dianggap benda asing.
Untuk mengatasi alergi ini, seperti dikutip dari American Journal of Clinical Nutrition, anak sebaiknya mengonsumsi telur yang dimasak bersama makanan lain. Misalnya, telur dijadikan campuran bahan kue.
Anak-anak penderita alergi telur yang diberikan kue yang ada campuran telurnya setiap hari, berangsur-angsur akan terbiasa dengan zat alergen yang ada pada telur. Namun, orangtua perlu bersabar karena anak harus diberikan makanan campuran telur setidaknya selama 6 bulan.
Setelah 6 bulan cobalah berikan telur utuh kepadanya. Jika masih alergi disarankan kembali memberikan makanan campuran dari telur.
Jurnal ini, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com, juga menyebutkan paparan terhadap makanan campuran telur secara bertahap, dapat membantu sistem kekebalan tubuh mentoleransi telur. Namun Anda perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan telur kepada anak untuk menentukan dosis yang aman.