Selasa 03 Feb 2015 11:40 WIB

Bayi Terpapar Campak, TPA di Kalifornia Ditutup

Anak terkena penyakit campak.
Foto: babble.co
Anak terkena penyakit campak.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES - Sebuah pusat penitipan anak di sekolah tinggi Selatan Kalifornia (AS) ditutup setelah seorang bayi didiagnosis campak di tengah wabah yang telah menginfeksi lebih dari 100 orang di seluruh negeri, demikian suratkabar Los Angeles Times melaporkan Senin (2/2).

Bayi tersebut terdaftar di pusat perawatan anak di Santa Monica High School, di sana pelatih bisbol sekolah itu terjagkit campak bulan lalu, namun belum jelas apakah kedua kasus tersebut saling berkaitan.

Seorang juru bicara untuk distrik sekolah Santa Monica-Malibu mengatakan bahwa usia bayi itu di bawah 12 bulan, oleh karena itu tidak bisa diimunisasi campak.

Juru bicara tersebut mengatakan bahwa pihak pemerintah distrik tersebut bekerja sama dengan petugas kesehatan untuk menentukan tingkat paparan Campak pada anak lainnya yang terdaftar di pusat penitipan. Saat ini masih belum jelas kapan pusat penitipan anak itu akan dibuka kembali.

Departemen Kesehatan Masyarakat Kalifornia mengatakan pada Senin (2/2) bahwa 92 kasus campak telah dikonfirmasi di negara bagian itu, data tersebut naik dari 91 kasus pada hari Jumat (30/1).

Lima puluh sembilan kasus telah dikaitkan secara epidemikologis bahwa wabah tersebut dipercaya para pejabat kesehatan dimulai ketika seorang terinfeksi campak mengunjungi Disneyland di Anaheim pada akhir Desember 2014.

Belasan kasus lain telah dikonfirmasi di 13 negara bagian AS lainnya dan di Meksiko, namun tidak ada kematian dilaporkan. Campak secara resmi AS sudah tidak ditemukan lagi sejak 2000, setelah perjuangan pemberian vaskisnasi terhadap anak-anak. Namun tahun lalu AS memiliki jumlah kasus campak tertinggi selama dua dekade.

Selain Kalifornia, sejak kasus Disneyland Desember campak telah dikonfirmasi ditemukan di Arizona, Colorado, Illinois, Minnesota, Michigan, Nebraska, New York, Oregon, Pennsylvania, South Dakota, Texas, Utah dan negara bagian Washington, serta Meksiko.

Kebanyakan orang yang terinfeksi dapat sembuh dalam beberapa minggu, namun dalam beberapa kasus masih dapat berakibat fatal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement