REPUBLIKA.CO.ID, Amerika menjadi negara yang memiliki 16 ribu orang yang menunggu untuk melakukan tranplantasi hati. Penyakit itu disebabkan dari Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD), yaitu penyakit yang disebabkan oleh obesitas.
Penderita NAFLD umumnya akan berujung pada isu kegagalan hati. Akibatnya, banyak penderita NAFLD harus melakukan transplantasi hati.
Menurut data yang dikeluarkan oleh American Liver Foundation, penyakit NAFLD telah dialami oleh 25 persen orang Amerika. Data tersebut mengatakan, penyakit NAFLD menjadi penyakit yang menimbulkan risiko kesehatan utama masyarakat di Amerika.
NAFLD timbul akibat terjadinya penimbunan lemak pada hati. NAFLD menggambarkan akumulasi lemak dalam hepatosit, atau sel-sel hati, dalam jumlah yang berlebihan. Lemak ini disebut trigliserida, yaitu lemak yang biasanya ditemukan di dalam darah dan merupakan hasil uraian tubuh dari makanan yang menggandung lemak dan kolesterol.
Biasanya lemak dalam tubuh dibakar untuk energi, tetapi jika tubuh kewalahan dengan kalori dan kurang olahraga maka lemak akan menumpuk di hati dan menyebabkan NAFLD. Selain itu, seperti dikutip dari Scientific American, Selasa (17/2), bisa pula menimbulkan penyakit lain seperti peradangan, disfungsi hati, dan bahkan kanker hati.
Perbaikan gizi dapat membalikkan dan menangkis NAFLD, namun banyak orang gagal untuk menerapkan gaya hidup ini untuk sejumlah alasan. NAFLD memang menyajikan tantangan tersendiri. Sebagian besar gejala NAFLD menyebabkan masalah obesitas yang menimbulkan sejumlah kekhawatiran. Seperti nyeri sendi, jantung berdebar-debar dan tekanan darah tinggi.
Tapi sebenarnya, organ hati sangat kuat. Organ ini dapat berjuang dengan NAFLD selama lima sampai sepuluh tahun sebelum organ itu mengalah dengan sendirinya.
NAFLD menjadi penyakit dengan penderita yang bertambah terus. Ketika alkohol dikonsumsi secara berlebihan dan terlalu sering menggunakan obat-obatan tertentu, maka risiko menjadi lebih besar. Saat ini penyakit lemak pada hati merupakan masalah organ hati yang paling sering didiagnosis di Amerika Serikat.