REPUBLIKA.CO.ID, BERKSHIRE - Sebuah metode tes baru dapat mendiagnosa Ebola hanya dengan waktu 15 menit. Metode tes ini telah diakui oleh World Health Organisation (WHO).
Perangkat tes Ebola bernama ReEBOV Antigen Rapid Test dapat melakukan deteksi berdasarkan kandungan protein Ebola yang terdapat dalam darah. WHO menyatakan tes ini dapat dilakukan dalam waktu singkat. Selain itu, tes menggunakan perangkat ReEBOV Antigen Rapid ini juga mudah untuk dilaksanakan. Dan yang lebih menarik, tes ini sama sekali tidak memerlukan aliran listrik.
"Karena itu, perangkat ini dapat digunakan di fasilitas kesehatan yang terbatas maupun di unit kesehatan bergerak bagi para pasien di wilayah terpencil," terang Badan Kesehatan PBB, seperti dilansir Express, Ahad (21/2).
Meski begitu, metode ini memang tidak seakurat metode Nucleic Acid Tests (NATs). Persentase keakuratan metode tes menggunakan perangkat ReEBOV Antigen Rapid ini mencapai 92 persen pada penderita Ebola dan 85 persen terhadap orang yang tak terjangkit.
Meski begitu, metode baru ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode NATs. NATs membutuhkan waktu selama 12-24 jam untuk mendapatkan hasil tes. Selain itu, metode NATs hanya bisa dilakukan di dalam laboratorium dengan personel terlatih.
Oleh karena itu, Badan Kesehatan PBB merekomendasikan agar penggunaan metode ReEBOV Antigen Rapid Test tetap harus dikonfirmasi dengan menggunakan metode NATs. Dosen Virologi Universitas Reading, Dr Ben Neuman, menyatakan meski metode tes terbaru sedikit kurang sensitif, tetapi metode tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengkonfirmasi wabah Ebola di suatu area terpencil tanpa perlu mengirim sampel untuk diteliti di klinik dan menunggu hasil tes cukup lama.