REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia menyatakan bahwa pemberian imunisasi untuk menurunkan kematian anak-anak. Subdit Imunisasi Direktorat Simkarkesma Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Kemenkes Indonesia Iqbal Djakaria mengatakan, imunisasi diberikan untuk mencegah penyakit berbahaya.
“Imunisasi menekan penyakit yang bisa menyerang anak-anak, seperti polio, campak, hingga difteri. Sehingga, dapat menurunkan kematian,” ujarnya, di Jakarta, Jumat (13/3).
Saat ini, imunisasi dibagi menjadi tiga yaitu wajib, tambahan, dan pilihan. Untuk imunisasi wajib terdiri dari BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis B.
Untuk imunisasi dasar lengkap untuk anak-anak yaitu hepatitis B, BCG, polio 1, dan polio 2. “Vaksin ini tidak dikenakan biaya,” ujarnya.
Hingga saat ini, kata dia, cakupan imunisasi dasar lengkap sudah diatas 80 persen. Sementara untuk imunisasi tambahan seperti vaksin anti rabies (VAR) dan haji.
Dia menambahkan, imunisasi dapat dilakukan pos kesehatan desa (poskesdes), pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), pos pelayanan terpadu (posyandu), hingga di sekolah dasar. Pihaknya mengaku terus melakukan monitoring evaluasi (monev) pelaksanaan imunisasi ini.
Namun, Iqbal menambahkan, pelaksanaan program imunisasi ini menghadapi beberapa tantangan. Diantaranya anak yang demam, keluarga yang tidak mengizinkan, anak sering sakit, akses tempat imunisasi jauh, dan lokasi imunisasi yang tidak diketahui. Untuk itu, pihaknya berharap supaya pemerintah daerah mendorong komunikasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengelola, dan pengiriman logistik dari provinsi ke kabupaten atau kota.