Sabtu 14 Mar 2015 07:27 WIB

Ini Olahraga yang Tepat untuk si Kecil

Red: Winda Destiana Putri
Olahraga anak (ilustrasi)
Olahraga anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kendati berolahraga sejak dini memang sangat dianjurkan, Dr. Karel A.L. Staa, MD, dari RS Pondok Indah menegaskan agar orang tua memerhatikan faktor umur dan kemampuan motorik anak. 

"Ini yang akan mengelompokkan jenis olahraga untuk anak. Bayi bisa mulai dikenalkan dengan berenang dan senam bayi, lalu berusia 1-3 tahun dan 3-5 tahun dengan olahraga yang sesuai," jelasnya.

Ia pun menambahkan, selepas balita, anak bisa diikutkan pada kelompok umur yang sesuai standar olahraga pada umumnya, yaitu kelompok umur 5-10, 10-12, 12-15, dan 15- 18 tahun. Lantas apa saja olahraga yang dianjurkan?

Aktivitas fisik

Si kecil masih berusia beberapa bulan dan bahkan belum bisa berjalan? Jangan khawatir, pada tahap ini yang penting adalah si kecil bisa aktif bergerak. Ajak saja dia bergerak selama 3 jam sehari. Kegiatannya bisa dengan merangkak, menggapaikan tangannya, sampai sekedar berguling-guling. Yang jelas, jangan sampai si kecil hanya pasif berdiam diri. Dia harus bergerak!

Renang

Nah, selain menggerakan tubuhnya di darat, ajak juga si kecil berkenalan dengan air. Renang adalah olahraga pertama yang aman untuk diperkenalkan kepada bayi. “Bayi memiliki refleks menggenggam dan melangkah. Saat berada di kolam renang pun dia akan menggunakan refleks menggerakkan tangan dan melangkah seperti gerakan orang berenang,” jelas dr. Karel.

Ia pun menambahkan bahwa sebenarnya sudah terbiasa berenang dalam air ketuban sejak masih berada di dalam kandungan. Ini yang membuat saat Anda memasukkan bayi usia di bawah 3 bulan di dalam air, otomatis refleks bayi yang muncul adalah menggerak-gerakkan kakinya seperti gaya anjing berenang. Berenang sejak bayi juga memberikan manfaat pada perkembangan fisik, konsentrasi, gerak refleks, kecerdasan dan perilaku sosial mereka saat memasuki usia kanak-kanak.

Jika dulu mungkin Anda harus menunggu usia si kecil mencapai 6 bulan untuk mengenalkannya pada berenang, kini usia 2 bulan pun sudah bisa terjun ke air. Mudah saja, jika bayi belum mampu mengangkat kepala, letakkan tubuh mungilnya pada telapak tangan, lalu letakkan di atas permukaan air sehingga dia bebas menggerakkan tangan dan kakinya.

Bila si kecil sudah mampu mengangkat kepala, gunakan ban khusus untuk bayi atau yang biasa disebut neck ring agar dia bisa mengapung di air dan menggerakkan kaki dan tangan sesukanya. Sesi renang untuk bayi ini idealnya dilakukan tiga kali seminggu selama 10-15 menit.

Senam bayi 

Jika ingin alternatif olahraga lain tanpa harus basah, ajak saja si kecil untuk senam bayi. Berbentuk dalam serangkaian permainan gerakan dan idealnya dilakukan tiga kali seminggu, senam bayi ini bisa meningkatkan kekuatan otot lengan atas dan baju. Tidak itu saja, bayi yang bergabung dalam kelas senam bayi ini umumnya memiliki nafsu makan lebih baik, tidur lebih lelap, dan tumbuh kembang lebih cepat.

Senam bayi ini bisa menguatkan perlekatan antara Anda dan si kecil. Ingin membuktikan? Lakukan saja gerakan berikut.

* Posisi awal. Letakkan bayi dengan posisi tidur telentang dengan kedua tangan lurus di samping badan.

* Gerakkan lengan bayi ke atas, lalu kembali ke posisi awal.

* Gerakkan kedua lengan bayi ke samping, lalu kembali ke posisi awal.

* Gerakkan lengan bayi menyilang di depan tubuh, kembali ke posisi awal.

* Gerakkan lengan bergantian hingga menyentuh kuping bayi, lalu kembali ke posisi awal.

Olahraga rekreasi

Mengajak bayi dan balita berolahraga tentu berbeda dengan mengajak si kakak yang sudah duduk di bangku SD. Jika bayi berenang dan senam, dan si batita dibiasakan untuk berjalan kaki paling tidak 15 menit setiap hari, pertimbangkan untuk mengajak si kakak yang sudah lebih besar unuk berolahraga rekreasi. Tren olahraga sepeda yang sedang marak bisa Anda manfaatkan. Belikan si kecil sepeda, entah itu sepeda gunung, sepeda mini, sepeda lipat, atau malah sepeda fixie yang sedang digemari dimana-mana, lalu bersepedalah bersamanya. Bermain bulutangkis dan tenis meja juga bisa dipertimbangkan. 

Olahraga tim

Sebutkan empat olahraga tim yang terlintas dalam benak Anda. Mungkin sepakbola, basket, baseball, dan voli akan langsung terlintas. Kendati AAP menyarankan untuk tidak melibatkan anak dalam olahraga tim yang kompetitif sampai dia berusia 6 tahun, olahraga tim ini adalah sarana bagus untuk berolahraga, membangun rasa percaya diri dan belajar bekerjasama satu sama lain. Biarkan si kecil untuk bergabung dalam ekstrakurikuler olahraga tim atau klub olahraga.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement