REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penderita penyakit kanker dalam 20 tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Perubahan diet dan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi sayuran yang alami seperti buah tomat serta melakukan aktivitas fisik rutin tiap hari minimal seminggu tiga kali akan dapat mengurangi angka kejadian kanker.
Selain melakukan diagnosis dini penyakit kanker akan lebih mudah diobati dan bisa disembuhkan, demikian dr. Pranti Sri Mulyani, MSC, dari Kementerian Kesehatan RI dalam acara pertemuan bulanan anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI London, yang diadakan di ruang pertemuan Crutacala KBRI London, Jumat (3/4).
Ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI London Lastry Thayeb kepada Antara London, Jumat mengatakan pertemuan anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI London diadakan setiap dua bulan diisi diantaranya dengan berbagai kegiatan menambah wawasan anggota seperti ceramah mengenai Kanker.
Dikatakannya pertemuan Dharma Wanita selain itu biasanya juga diadakan acara perkenalan dan perpisahan anggota Dharma Wanita yang tidak saja berasal dari istri staff KBRI London tetapi juga istri perwakilan bank di London seperti BNI dan BI yang baru datang bisa bergabung.
Lebih lanjut dokter Pranti Sri Mulyani, dari Kementerian Kesehatan yang cuti mengikuti sang suami Kolonel Isdarmawan Ganemoeljo yang tengah menuntut ilmu RCDS dalam ceramahnya mengatakan dengan melakukan diagnosis dini atau yang baru stadium dini akan lebih mudah diobati disembuhan, ketimbang yang stadium lanjut.
Dikatakannya penyakit kanker bisa dicegah diantaranya dengan melakukan tes pap atau pap smear, dan sebaiknya jangan ditundah tunda khususnya bagi kaum wanita yang telah menikah karena sebagai perempuan organ tubuh kita lebih rentan penyakit ketimbang kaum pria.
Alumni universitas Gajah Madah mengatakan faktor resiko kanker pada kaum perempuan 100 kali ketimbang laki-laki, sementara peningkatan usia 40 tahun 18 persen, sedangkan usia 50 tahun mencapai 77 persen.
"Risiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun, umumnya terkait dengan genetik lima sampai 10 persen, sedangkam terkait riwayat pribadi kanker payudara berisiko tiga sampai empat persen kanker lainnya," ujar lulusan Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan mengenali organ reproduksi khususnya yang rentan kanker seperti payudara, leher rahim,ovarium dan Endometrium serta melakukan Skrining Mamografi, USG Payudara, pemeriksa payudara oleh dokter (SADARO) atau SADARI.
Kanker Leher Rahim di Indonesia menduduki peringkat kedua dari seluruh kanker di Indonesia yaitu 18.5 persen dan sayangnya sebanyak 60 sampai 70 persen sudah dalam stadium lanjut, demikian dokter Pranti Sri Mulyani.