REPUBLIKA.CO.ID, Hemofilia merupakan penyakit kelainan pendarahan yang terjadi secara genetik. Penyakit ini menyebabkan penderitanya terbebani secara fisiologis, psikologis, dan ekonomis selama seumur hidup. Karena penderita hemofilia diharuskan untuk melakukan perawatan dan pengobatan secara terus menerus.
Hemofilia sebagai penyakit keturunan dapat terlihat sejak si penderita masih bayi. Hal itu dapat terlihat ketika si bayi melakukan pergerakan atau merangkak di lantai. Ketika merangkak dan bagian tubuh yang langsung bersentuhan dengan lantai mengalami kebiruan, kemungkinan besar si bayi mengidap hemofilia.
Bila memang si kecil mengalami biru-biru di beberapa bagian tubuhnya, maka orang tua harus mencurigai kebiruan tersebut. Serta harus diperiksa ke dokter untuk membuktikannya.
"Bahkan sejak dalam kandungan diperkirakan juga sudah bisa diketahui. Tetapi jika diantara kedua orang tuanya juga menderita hemofilia. Namun ketika bayi itu lahir, harus diperiksa lagi untuk memastikan," jelas Prof. dr. Djajadiman Gatot, SpA (K) selaku Ketua Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI), di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Permasalahan utama dalam hemofilia, lanjut dokter Djajadiman, bila terjadi pada sendi. Karena Sendi selalu digunakan dalam setiap aktivitas. Maka dari itu, pengetahuan, kesadaran dan dukungan dari tenaga medis, keluarga, pemerintah dan masyarakat menjadi kunci sukses dalam penanganan hemofilia di Indonesia.