REPUBLIKA.CO.ID, Rapid eye-movement Behavior Disorder atau yang lebih dikenal dengan RBD ini terjadi saat kondisi mata terpejam dan di bawah alam sadar. Gangguan ini namun membuat seseorang bak aktor teater, yang menendang, meninju, atau melakukan gerakan lain dalam kondisi tertidur.
Hampir setiap orang dipastikan bermimpi saat tidur, akan tetapi untuk penderita RBD ia mampu mengekspresikan mimpinya dalam bentuk tindakan. Misalnnya mereka dapat melawan musuh, dapat melarikan diri dari bahaya, menembus kobaran api, menginjak pecahan kaca, dan benar-benar bertindak seperti apa di dalam mimpi-mimpi mereka.
Bahayanya adalah orang dengan kondisi RBD dapat melukai diri sendiri atau bahkan orang lain yang sedang tidur di dekatnya. Untuk itu menurut Profesor Howell penting bagi penderita RBD, supaya membuat lingkungan tempat tidur mereka seaman mungkin, sehingga menjauhkan mereka dari objek yang mungkin saja dapat dijadikan senjata.
Gangguan tidur seperti ini jika kerap terjadi maka dicurigai merupakan tahap awal dari penderita Parkinson. "Jika Anda mendapatkan gangguan ini dan sudah terjadi cukup lama, maka hampir dipastikan Anda terkena penyakit Parkinson. Dan kondisi seperti itu merupakan tanda peringatan dini," kata Profesor Michael Howell dari University of Minnesota, penulis penelitian RBD, yang dilansir dari laman Newsnow, Jumat (17/4).
Penyakit Parkinson sendiri merupakan kondisi dimana bagian dari otak menjadi rusak secara progresif, ditandai dengan tremor, gerakan lambat, otot kaku, dan tidak fleksibel. Hal ini disebabkan oleh kerusakan protein tertentu dalam sel-sel otak yang memproduksi dopamine, zat kimia yang menghasilkan perasaan menyenangkan dalam menanggapi kegiatan bermanfaat.
Meskipun kondisi ini tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikelola dengan obat-obatan, seperti dosis tinggi hormon melatonin tidur atau dosis rendah obat clonazepam antikecemasan.