REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Rokok elektrik tetap saja memiliki risiko jika dikonsumsi oleh banyak orang. Penelitian terbaru dari Norwegian Institute of Public Health (NIPH) menunjukkan bahwa bahaya merokok elektrik sama saja dengan merokok tembakau.
Direktur Jenderal di NIPH, Camilla Stoltenberg singkatnya mengatakan pasokan nikotin jika seseorang merokok elektrik dengan merokok tembakau sama besarnya. Uap dari rokok elektrik mengandung banyak nikotin dan si pengisap atau orang di sekitarnya (perokok pasif) tetap berpotensi menghirup aroma nikotin tersebut. Ini bisa memengaruhi kadar kecanduan mereka terhadap nikotin.
"Sangat penting untuk mencegah rokok elektrik menjadi sebuah tren di kalangan remaja dan anak dewasa muda. Jangan sekali-kali memperkenalkan rokok elektrik sebagai solusi membuat pecandu rokok tembakau berhenti dari kebiasaan merokoknya," ujar Stoltenberg, dilansir dari Science Daily, Senin (20/4).
Merokok elektrik memang memiliki risiko tekena kanker paru-paru yang lebih kecil dibandingkan merokok tembakau. Meski demikian, risiko kesehatan jangka panjang dari penggunaan rokok elektrik ini masih belum diketahui.
Masih sedikit penelitian yang mengekspose bahaya dari rokok elektrik ini. Ada berbagai jenis rokok elektrik dengan berbagai kadar kandungan nikotin, serta bahan lainnya. Berbeda jenis dan pola penggunaannya, maka berbeda pula pengaruhnya terhadap kerusakan kesehatan.