Ahad 26 Apr 2015 17:13 WIB

Cara Terbaik Atasi Infeksi Telinga

Sakit telinga pada anak tidak selalu perlu diobati dengan antibiotik.
Foto: homeremediesforlife
Sakit telinga pada anak tidak selalu perlu diobati dengan antibiotik.

REPUBLIKA.CO.ID, Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa para dokter kerap meresepkan antibiotik setiap kali si kecil sakit? Simak penjelasan dari  Claire McCarthy, M.D, dokter spesialis anak  di Boston Children's Hospital yang juga seorang ibu, mengenai apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan perawatan yang tepat bagi anak Anda.

Dikutip dari www.parentsindonesia.com, sebagai orang tua yang anaknya mengeluh sakit telinga, Anda mungkin tak mau berdiam diri dan menunggu begitu saja, apalagi jika harus sampai izin tidak bekerja atau masuk sekolah. Jika ada peluang sekecil apa pun yang mengatakan bahwa amoxicilin, antibiotik yang kerap direkomendasikan untuk mengatasi infeksi telinga, dapat menyembuhkan si kecil, Anda tentu akan mengambilnya.

Sebagai seorang ibu dan seorang dokter, saya memahami perasaan itu. Akan tetapi, ada dua hal besar yang akan timbul dari konsumsi antibiotik untuk infeksi telinga: efek samping dan resistensi antibiotik.

Konsumsi antibiotik bisa menyebabkan sakit perut, muntah-muntah, diare, ruam pada kulit, dan kadang reaksi alergi atau masalah lain yang lebih serius. Efek samping yang berbahaya memang jarang terjadi, namun gangguan pada perut cukup sering timbul. Satu dari sepuluh anak yang mengonsumsi antibiotik biasanya akan mengalami diare.

Jika penyakit yang diderita anak tergolong parah atau  menular, efek samping seperti ini dapat dimaklumi. Namun, lain halnya jika anak “hanya” menderita sakit telinga yang sesungguhnya jika dibiarkan dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari.

Yang paling dikhawatirkan para dokter adalah timbulnya resistensi antibiotik. Sama seperti mahluk lainnya, bakteri di dalam tubuh pun ingin tetap bertahan hidup. Paparan antibiotik yang cukup sering akan membuat bakteri beradaptasi. Dalam jangka panjang, obat itu tak akan bekerja secara efektif lagi. Bakteri yang lemah akan terkikis oleh antibiotik, tetapi bakteri yang kuat justru akan bertahan hidup dan berkembang biak. Ini adalah dampak terbesar dari konsumsi antibiotik secara berlebih: bakteri yang mampu melawan pengobatan apa pun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement