REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menurut sekelompok ahli internasional di Inggris, penyebab obesitas adalah diet yang buruk daripada kurang olahraga. Dalam sebuah artikel dibahas tentang hubungan makanan dan gaya hidup, atau kombinasi keduanya yang bertanggung jawab atas menyebarnya obesitas dengan pesat.
Artikel The British Journal of Sports Medicine yang ditulis oleh Dr Aseem Malhotra, seorang ahli jantung, mengkritik keras industri makanan selama beberapa tahun. Ia mengatakan bahwa perusahaan makanan dan minuman ringan telah menekankan aktivitas fisik dan olahraga yang dapat mencegah orang dari obesitas.
"Anggota masyarakat yang tenggelam oleh pesan tidak membantu tentang mempertahankan 'berat badan yang sehat' melalui menghitung kalori, dan masih banyak yang keliru, percaya begitu saja bahwa obesitas sepenuhnya karena kurang olahraga," tulisnya yang dilansir dari Independent, Selasa (28/4).
Dalam artikel itu dijelasakn, produsen makanan dan minuman ringan merekrut para atlet untuk memasarkan produknya. Seakan jadi tidak masalah mengkonsumsi produk-produk tersebut asalkan kosumen tetap berolahraga. Padahal dengan mengkonsumsi produk itu mereka memang menyantap produk rendah lemak, namun kaya dengan konsumsi gula dan karbohidrat.
Dr Malhotra mengatakan kepada BBC, bahwa orang gemuk tidak perlu melakukan sedikit pun dari latihan untuk menurunkan berat badan. Mereka hanya perlu makan lebih sedikit.
Namun, Profesor Mark Baker, dari National Institute of Health and Care Excellence, membantah penyatan tersebut. Ia merekomendasikan diet seimbang yang dikombinasikan dengan aktivitas fisik. Ia mengatakan bahwa akan menjadi bodoh jika menyingkirkan pentingnya aktivitas fisik.
Pendapat Dr Malhotra ditegaskan pula oleh Profesor Susan Jeb, professor ahli diet dan kesehatan penduduk Oxford University. Katanya, program penurunan berat badan yang menggabungkan diet dan aktivitas fisik adalah cara paling sukses untuk menurunkan berat badan dalam jangka pendek (tiga sampai enam bulan) dan jangka menengah (12 bulan).
Menurut sebuah studi, tahun 2014 obesitas sudah berada pada tingkat krisis global. The McKinsey Global Institute mengatakan bahwa Inggris mengelurkan biaya 47 miliar poundsterling per tahun, termasuk pengobatan dan kerugian produktivitas. Ini menunjukkan bahwa obesitas hampir sama dengan merokok dan konflik bersenjata. Dan lebih besar kedua dari alkoholisme dan perubahan iklim.