Selasa 28 Apr 2015 19:17 WIB

Kanker Intai Perempuan yang Terlalu Banyak Duduk

Perempuan yang kurang aktif berisiko mengidap penyakit berbahaya, seperti kanker.
Foto: Republika/Wihdan
Perempuan yang kurang aktif berisiko mengidap penyakit berbahaya, seperti kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi terbaru dari Swedia menunjukkan, terlalu banyak duduk meningkatkan risiko perempuan menderita kanker payudara dan endometrium (leher rahim).  

Dalam studi itu, para peneliti menganalisa informasi pada lebih dari 29 ribu orang perempuan Swedia yang berusia 25-64 tahun. Mereka ini tidak memiliki riwayat kanker.

Hasil studi memperlihatkan, perempuan yang tidak aktif atau banyak duduk saat bekerja, 2,4 kali lebih tinggi didiagnosa kanker endometerium (kanker dinding rahim). Mereka juga berisiko 2,4 kali lebih tinggi menderita kanker payudara sebelum masa menopause dibandingkan perempuan yang aktif saat bekerja dan waktu senggangnya.

Kendati begitu, para peneliti tak menemukan hubungan antara perilaku tidak aktif dan peningkatan risiko kanker payudara setelah perempuan menopause. Salah satu peneliti studi, Anna Johnsson, mengungkapkan, mereka yang bekerja di kantor dapat melakukan hal-hal kecil untuk mengurangi waktu duduknya, misalnya berjalan-jalan sebentar atau mengambil secangkir kopi dari pantry.

Menurut peneliti, studi ini sependapat dengan temuan studi sebelumnya yang menemukan hubungan antara tidak aktif dan risiko kanker. Dalam studi yang dilakukan pada 2014 itu, para peneliti menemukan setiap dua jam perilaku duduk diam, berhubungan dengan meningkatnya risiko perempuan menderita kanker endometrium sebanyak 10 persen.

Mereka juga berisiko mengalami kanker usus besar sekitar delapan persen. Sementara itu, studi pada 2011 memperkirakan perilaku tak aktif berhubungan dengan munculnya 49 ribu kasus kanker payudara setiap tahunnya di Amerika Seriktar.

Sejumlah studi menunjukkan, bergerak sesaat mengurangi  jumlah molekul dalam darah yang berhubungan dengan risiko kanker. Demikian seperti dilansir LiveScience.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement