REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Systemyc Lupus Erythematosus (SLE) atau dikenal Lupus, merupakan penyakit yang dikenal sebagai penyakit seribu wajah dan great imitator alias peniru ulung. Hal itu karena, penyakit ini seringkali menyerupai penyakit lain (mimikri), dan gejala pada satu penderita berbeda-beda dengan penderita lainnya.
Spesialis penyakit dalam, Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik pada RSCM Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM memaparkan di Indonesia terdapat sekitar 20.000 penderita Lupus yang sudah terdeteksi. Di Yayasan Lupus Indonesia, tercatat sekitar 16 ribu penderita lupus.
Sementara itu, sekitar 93 persen penyakit Lupus diderita oleh wanita. Sedangkan laki-laki sebesar 7persen. Hal ini menurutnya, salah satunya disebabkan karena faktor hormonal. Umumnya, Lupus menyerang pada usia 15-40 tahun.
Ia menerangkan, Lupus merupakan penyakit kronik (menahun), di mana penderitanya atau disebut Odapus membentuk zat antibody berlebih yang merusak organ tubuhnya (autoimun). Pada Lupus, produksi antibody yang seharusnya normal menjadi berlebihan. Karena itu, antibody tidak lagi berfungsi menyerang virus, kuman dan bakteri di tubuh, melainkan justru menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri.
Faktor penyebabnya belum diketahui secara pasti. Faktor genetik berperan sekitar 7 persen. Selain itu, juga karena faktor lingkngan seperti matahari, zat kimia, obat-obatan. Biasanya, ujar dia, penyebab Lupus muncul ke permukaan bersifat multifaktor.