Rabu 13 May 2015 21:25 WIB

Dampak Konsumsi Lemak Berlebih

Rep: Desy susilawati/ Red: Agung Sasongko
Lemak bukan berarti harus dihindari sepenuhnya.
Foto: flickr
Lemak bukan berarti harus dihindari sepenuhnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asupan Lemak dibutuhkan oleh tubuh. Menurut American Heart Association sekitar 25 sampai 35 persen kita harus mengonsumsi lemak setiap harinya. Jika mengonsumsi lebih dari jumlah itu, tentu akan membahayakan kesehatan. Apa saja dampak negatif dari mengonsumsi lemak berlebih?

Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, SpGK menjelaskan lemak terdiri dari dua bentuk, padat dan cair yang disebut minyak. Lemak berasal dari tubuh manusia dan makanan.

Lemak dalam tubuh manusia berfungsi sebagai cadangan energi, bantalan, dan pelindung berbagai organ penting, menjaga bentuk dan suhu tubuh serta membantu penyerapan vitamin A,D,E, K. Sedangkan lemak dalam makanan bermanfaat untuk menghasilkan kalori, menyebabkan rasa enak, dapat mengikat vitamin, mengandung asam lemak esensial serta menghasilkan aroma dan bau tertentu.

Lemak terdiri dari minyak jenuh, minyak tidak jenuh, dan minyak trans. Jika digunakan berlebih, lemak jenuh dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah. Akibatnya jantung berhenti berdenyut, kemudian terjadilah serangan jantung. Jika pembuluh darah yang disumbat adalah pembuluh darah ke otak, maka yang akan kena adalah otaknya. Lebih parahnya orang tersebut akan mengalami stroke. Selain itu, minyak jenuh menyebabkan kadar kolesterol naik.

Karena itu, Fiastuti menyarankan agar Anda merubah cara memasak yang biasa digunakan. Yaitu gantilah cara masak menggoreng. Misalnya ingin membuat tongkorl rica. Sebaiknya ikan tongkol dikukus terlebih dahulu, kemudian tumis bumbunya.

Hindari menggoreng. Paling tidak menumis bumbunya. Tongkol rica, misalnya, ikan itu dikukus. Nanti bumbunya saja ditumis. Supaya tidak terlalu banyak mengonsumsi minyak jenuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement