Senin 18 May 2015 22:45 WIB

Ebola Jadi Bahasan Konferensi Dokter Militer Dunia di Bali

Vaksin uji coba untuk Ebola.
Foto: AP
Vaksin uji coba untuk Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA-- Penyakit Ebola menjadi salah satu topik bahasan dalam simposium internasional pada hari pertama pelaksanaan Konferensi Kedokteran Militer Dunia (ICMM) ke-41 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.

Kepala Pusat Kesehatan TNI, Mayor Jenderal TNI Daniel Tjen di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Senin, menjelaskan bahwa diangkatnya Ebola yang mematikan dalam konferensi tersebut diharapkan melahirkan suatu acuan bersama bagi negara anggota di dalam penanganan wabah penyakit Ebola.

"Ini menjadi pertukaran pengetahuan dan pengalaman agar terwujud suatu acuan bersama dan sebuah 'role model' bagi negara yang bisa diadopsi apabila ada negara lain terjangkit Ebola," katanya.

Jenderal dengan bintang dua itu menyatakan bahwa konferensi tidak hanya mengangkat masalah kesehatan militer tetapi juga upaya memperkuat kerja sama di dalam menghadapi penyakit akibat virus itu mengingat Ebola dianggap sebagia ancaman global.

Untuk itu, pada tataran nasional suatu negara, kesiapan penanganan Ebola perlu diperkuat guna mewujudkan kesiapan regional dan global. "Tidak akan ada kesiapan global jika tidak didukung oleh kesiapan regional seperti ASEAN. Regional juga tidak bisa diraih jika tidak ada kesiapan pada tingkat nasional. Jadi konferensi ini sebagai sarana berbagi pengetahuan dan pengalaman negara masing-masing," ujarnya.

Sejumlah pakar kedokteran berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman terkait Ebola hadir guna membahas penyakit yang pertama ditemukan di Afrika Barat itu. Pada sesi pertama simposium ICMM ke-41, perwakilan dari Badan Kesehatan PBB (WHO) yakni Dr Eric Berterat membawakan makalah bertajuk Peran Kedokteran Militer dalam penanganan penyakit Ebola.

Pada sesi yang dimoderatori oleh Kolonel Alexander K. Ginting S dan Prof (purn) Mark Morillon dari Komite Internasional Kedokteran Militer (ICMM) itu juga menghadirkan perwakilan militer dari Amerika Serikat, Prancis, Cina, Inggris dan Thailand.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement