REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog sosial Elizabeth T Santosa mengatakan remaja yang kurang berolah raga rentan terhadap depresi, padahal kegiatan olah badan itu juga bisa dimanfaatkan untuk menekan depresi.
"Sebagian besar anak yang kurang suka olah raga tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Lebih banyak melamun dan rentan depresi," ujar Elizabeth dalam konferensi pers Bangun Generasi Bergerak bersama Coca Cola di Jakarta, Selasa (19/5).
Sebaliknya, remaja yang suka berolah raga cenderung mempunyai kemampuan sosialisasi yang baik dan kecerdasannya meningkat. "Olah raga mengeluarkan hormon Serotonin yang bisa memberikan rasa senang dan nyaman, serta hormon Endorphin yang membuat kita bahagia," jelas dia.
Selain mencegah depresi, olah raga juga bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan depresi. Menurut Elizabeth, jika ada remaja cenderung mengurung diri, melamun dan menangis, maka lebih diajak berolah raga.
"Jadi energi besar yang dihabiskan untuk menangis bisa tersalurkan dengan berolah raga," kata dia. Setiap hari, idealnya anak-anak dan remaja berolah raga selama satu jam dalam sehari.