Kamis 21 May 2015 09:06 WIB

Wanita Pilih 'Berobat Online' Ketimbang Dokter

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Kesehatan dan Dokter (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kesehatan dan Dokter (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Penelitian menunjukkan bahwa 50 persen wanita mengobati diri mereka sendiri setelah mendiagnosis penyakitnya secara online. Para ahli mengingatkan bahwa kebiasaan ini penuh dengan risiko jika dilakukan terus menerus.

Survei terbaru dari Epilepsy Action Australia (EAA) menemukan lebih dari 62 persen orang lebih suka mencari informasi kesehatan dan pengobatannya secara online ketimbang datang ke dokter. Pimpinan Australian Medical Association (AMA), Steve Hambleton mengatakan orang-orang berpikir mereka bisa menghemat hingga 80 dolar AS dengan tidak mengunjungi dokter.

"Mendiagnosis penyakit itu adalah hal paling sulit, bukan mudah," kata Hambleton, dilansir dari Body and Soul, Kamis (21/5).

Dokter menghabiskan lebih dari 10 tahun sebelum mereka bisa melakukan diagnosis penyakit secara mandiri. Dokter menanyakan tentang Anda, faktor keluarga, risiko penyakit Anda, dan tes kesehatan dan ini tak mungkin semudah itu bisa didiagnosa secara online.

Direktur Eksekutif Health On The Net (HON), Celia Boyer mengatakan informasi di laman tertentu tidak boleh digunakan untuk mendiagnosis penyakit sendiri. Jika pun harus dilakukan diagnosis online, laman bersangkutann harus sudah disertifikasi dan memiliki mesin pencarian sendiri. "Kualitas kesehatan dan informasi medis di internet itu tidak merata," kata Boyer.

Anda diminta tetap waspada jika menemukan situs informasi kesehatan yang mencoba menjual suatu produk. Anda baru boleh mengambil rekomendasi secara online jika laman tersebut adalah milik organisasi pemerintah atau Kementerian Kesehatan. Tidak ada istilah 'obat ajaib' kecuali Anda memang sudah berkonsultasi dengan dokter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement