REPUBLIKA.CO.ID, Spesialis andrologi, dr. Heru H. Oentoeng, M. Repro, Sp.And, FIAS, FECSM, mengungkapkan, pertolongan pertama saat seorang suami mengalami gangguan ereksi atau disfungsi ereksi, ialah perbaikan gaya hidup.
"Pengobatan pertama, memperbaiki gaya hidup, kebugaran fisik sebagai modal dasar," ujar Oentoeng di Jakarta, Rabu (27/5). Dia mengatakan, memelihara komunikasi yang baik dengan pasangan dan mengonsumsi obat-obatan tertentu juga bisa membantu mengatasi gangguan ini.
"Terapi disfungsi ereksi dapat diatasi dengan obat-obatan yang dikenal dengan PDE5 Inhibitor. Namun, perlu diperhatikan, penggunaan obat disfungsi ereksi ini harus di bawah pengawasan dokter ahli," kata dia.
Kendati begitu, Oentoeng mengingatkan, agar jangan membeli obat-obatan khusus disfungsi ereksi di sembarang tempat. "Jangan beli obat di pinggir jalan karena dikhawatirkan palsu," kata dia.
Data survei yang dilakukan Harris Interactive menunjukkan, 59 persen laki-laki dengan ereksi sub-optimal merasa penanganan dengan konsumsi obat farmasi dapat membantu kekerasan ereksi. Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan dalam mencapai dan mempertahankan ereksi yang optimal dalam melakukan hubungan seksual. Hal ini, menurut Oentoeng, menjadi masalah bagi pasangan untuk mendapatkan kehidupan seksual yang sehat dan baik.
"Bila ereksi tidak optimal, maka kepuasan seksual tidak akan tercapai baik bagi pria dan wanita. Padahal, dengan penanganan yang tepat, disfungsi ereksi dapat segera diatasi," kata dia.
Dia menambahkan, seorang laki-laki dikatakan mengalami disfungsi ereksi, salah satunya bila tidak mampu melakukan ereksi optimal dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Berbagai faktor dapat menyebabkan disfungsi ereksi, di antaranya kelainan psikologis, kelainan organik misalnya masalah hormon dan obat-obatan tertentu.