REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Penyakit kanker payudara merupakan penyakit terganas kedua setelah kanker rahim. Dewasa ini penyakit tersebut sangat meresahkan masyarakat, khususnya bagi kaum peremuan.
Karenanya sejumlah mahasiswa Tasikmalaya yang tergabung dalam himpunan mahasiswa islam (HMI) melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan masyarakat untuk antisipasi penyakit kanker.
"Penyakit kanker payudara menjadi pembunuh nomor satu kaum perempuan pada tahun ini," kata Kasi Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Nana Ernawati kepada Republika usai memberikan pembinaan kesehatan masyarakat bersama mahasiswa di kantor Kelurahan Sambongjaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Kamis (28/5).
Nana menjelaskan, alat deteksi kanker payudara sangat mahal, sepengetahuannya di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya belum ada Rumah Sakit yang memiliki alat tersebut. Akan tetapi menurutnya masyarakat bisa melakukan deteksi sendiri.
Nana melanjutkan, pada payudara yang mengidap kanker akan terdapat benjolan. Benjolan tersebut jika disentuh tidak akan bergeser, melainkan tetap pada tempatnya. Selain itu ada kerutan pada payudara. Kanker tersebut sangat berbahaya, sebab akar dari kanker tersebut dekat dengan jantung dan paru-paru.
Ketua Pelaksana Sosialisasi Kesehatan Masyarakat Deteksi Dini Kangker Payudara, Acep Doni Ramdani mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial (Stisif) Kota Tasikmalaya menambahkan, sebagai mahasiswa sudah seharusnya melaksanakan kegiatan sosial kepada masyarakat. Tujuannya dilaksanakan kegiatan sosialisasi tersebut untuk memberi tambahan wawasan kepada masyarakat tentang kesehatan dan bahaya kanker.
"Jika masyarakat mengetahui lebih jauh tentang kanker, diharapkan mereka bisa mencegah penyakit tersebut dengan menjalankan pola hidup sehat," kata Acep.
Acep menjelaskan, kanker payudara dewasa ini sangat meresahkan masyarakat. Berdasarkan penelitian singkat yang dilakukan mahasiswa, pengidap kanker payudara di Kota Tasikamalaya cukup meresahkan masyarakat. Pada umumnya masyarakat sudah mengetahui bahaya kanker, akan tetapi mereka tidak mengetahui lebih jauh soal kanker.