REPUBLIKA.CO.ID, Konsumsi susu menjadi kontroversi. Manfaatnya bagi kesehatan dipertanyakan. Konon konsumsi susu menyebabkan pelemahan tulang.
Untuk terhindar dari penarikan kesimpulan yang terlalu cepat, perlu dilakukan penelitian yang lebih lama soal manfaat susu. Keraguan soal manfaat susu sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh penelitian di Swedia.
Sebuah penelitian besar dari Harvard University, dengan melibatkan lebih dari 43.000 laki-laki menemukan bahwa minum susu tidak mengurangi risiko pelemahan pinggul atau lengan. Ketika peneliti menggabungkan hasil dari penelitian ini dengan sejumlah penelitian lain, mereka masih tidak menemukan hubungan antara risiko pelemahan tulang atau fraktur dan asupan kalsium pada wanita dan laki-laki.
Review lain dari studi, termasuk analisis enam penelitian yang melibatkan 200.000 perempuan dalam penelitian Nurses' Health Study, juga tidak menemukan hubungan antara konsumsi susu dan mengurangi risiko pelemahan tulang pada perempuan, meski para peneliti tersebut mengatakan perlu lebih banyak data juga yang melibatkan laki-laki.
Penelitian lebih lanjut di awal tahun 2014 menggunakan data dari 100.000 pria dan wanita yang menyatakan konsumsi susu di masa remaja tidak mengurangi risiko pelemahan tulang di kemudian hari. Tapi Profesor Robin Daly, Ketua Studi di Pusat Aktivitas Fisik dan Gizi, Deakin University, Melbourne, mengatakan ada keterbatasan dengan studi ini, yakni bagaimana cara pemilihan orang yang terlibat dalam studi.
"Masalahnya adalah kita membuat kesimpulan yang lebih rendah dari bukti ilmiah," kata Daly. "Sebagian besar penelitian meneliti dampak positif atau negatif dari konsumsi susu terhadap penyakit osteoporosis," ujarnya. "Ini sangat sulit [untuk menarik kesimpulan] karena banyak faktor lain yang bisa berkontribusi pada risiko osteoporosis."
Masalah ini pun dikemukakan oleh Profesor Kerrie Sanders dari Departemen Kesehatan dan Pengobatan di University of Melbourne. "Beberapa penelitian tidak menunjukkan manfaat pasti karena saya pikir kebutuhan kalsium, seperti kebanyakan nutrisi, hanya menunjukkan manfaat jika kita memilih orang-orang yang memiliki asupan nutrisi rendah di awal penelitian," jelas Profesor Sanders.
"Juga pelemahan tulang, untungnya tidak benar-benar terjadi secara umum, sehingga penelitian perlu memilih mereka yang memiliki kadar rendah kalsium, dan juga berisiko tinggi pada pelemahan tulang," katanya. Namun, ada pula penelitian yang merujuk pada manfaat susu yang menguntungkan tulang.
Sebuah studi yang diterbitkan awal tahun 2014 oleh Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat menemukan mereka yang mengkonsumsi susu memiliki risiko mengalami pelemahan tulang 40 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang sedikit mengkonsumsi susu.
Profesor Daly sendiri pernah melakukan penelitiannya sendiri dan menemukan berkurangnya pelemahan tulang di lengan dan punggung di kalangan pria berusia di atas 50 tahun yang mendapat asupan kalsium dan vitamin D dari susu. Ia mengatakan perlu adanya percobaan yang membandingkan peminum susu dan peminum non-susu selama periode waktu yang panjang. Dan tentu saja penelitian ini akan berskala besar dan harus dilakukan dalam waktu yang sangat lama.
Menurutnya, untuk mendapatkan tulang yang kuat diperlukan tidak hanya vitamin D dan kalsium, tapi juga protein dan tentu saja olah raga secara teratur. Profesor Daly yakin hal ini bisa mengurangi resiko pelemahan tulang atau osteoporosis.