REPUBLIKA.CO.ID, Malas bergerak besar efeknya pada kesehatan. Jangan dibiarkan, karena nanti bisa berakibat buruk.
Dokter Spesialis Kesehatan Olahraga, dr Andi Kurniawan, SpKO, menjelaskan, di zaman yang serba mudah ini, manusia semakin mudah terjebak dalam pola hidup ‘santai’ dan jadi manusia yang semakin malas untuk bergerak.
"Padahal kurangnya aktivitas fisik terbukti berperan penting sebagai penyebab risiko berbagai penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, dan ganguan jantung, bahkan pada usia muda," jelasnya.
WHO dalam terbitannya Global Health Risk: Mortality and Burden of Deases Attributable to Selected Major Risk menunjukkan bahwa kurang latihan fisik atau physical inactivity membuat kondisi ini setidaknya berada dalam peringkat keempat teratas penyebab kematian.
Sedangkan, data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, menunjukan bahwa hampir separuh dari proporsi penduduk Indonesia kelompok usia di atas 10 tahun (42 persen) yang masih tergolong memiliki perilaku sendentary (kurang beraktivitas fisik), dan sebagaian besar terjadi di wilayah Pulau Jawa.
Jika menilik kepada penduduk DKI Jakarta saja, lebih dari 44 persen juga berada dalam kategori hidup dengan aktivitas fisik yang kurang. Bahkan dari data Kementerian Kesehatan 2010 tentang tingkat kebugaran pelajar di 17 Provinsi, 45 persen berada dalam status yang kurang bugar.