Kamis 02 Jul 2015 20:14 WIB

Pola Konsumsi Penderita Diabetes Melitus Berpuasa

Rep: C33/ Red: Winda Destiana Putri
Seorang pasien penderita diabetes tengah menyuntikkan obat insulin.
Foto: AP/Reed Saxon
Seorang pasien penderita diabetes tengah menyuntikkan obat insulin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa mengandung rahmat bagi seluruh umat Muslim, tidak terkecuali bagi para penderita diabetes melitus (DM).

Pola makan yang lebih teratur dan asupan kalori yang relatif sama dari hari ke hari selama menjalani puasa dipercaya akan membuat kadar gula darah yang biasanya naik-turun akan menjadi lebih stabil.

Hal itu turut diamini oleh yang mengatakan puasa tentunya bermanfaat bagi penderita DM. Pada bukan penyandang DM dapat menurunkan kadar GD (gula darah) namun pada penyandang DM yang tidak terkontrol dapat meningkatkan GD jadi sangat tinggi, karena penyandang DM terganggu produksi dan kerja insulin dalam tubuhnya.

Komposisi diet yang seimbang dalam satu hari bagi penderita DM adalah karbohidrat 60 persen, protein hewani 25 persen, dan lemak 15 persen. Asupan karbohidrat sebaiknya 25 persen buah, 35 persen makanan seperti roti, nasi, kentang. Roti, nasi, atau kentang bisa dikonsumsi 10 persen setelah tarawih, dan 25 persen pada saat sahur.

Pada penderita DM berat yang sudah menjalani suntikan insulin, sebelum mulai berpuasa sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter agar insulinnya diganti dengan kombinasi antara short dan intermediate-acting. Karena biasanya insulin yang dipakai sehari-hari adalah long-acting, yang baru bereaksi maksimal 10 jam sesudah disuntikkan. Namun penderita DM berat yang memakai suntik insulin biasanya tidak dianjurkan untuk berpuasa.

Kunci pola makan penderita DM adalah pengaturan jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Jenis makanannya bebas dan tidak ada yang harus dipantang.

"Masih mungkin ya DM puasa sebab tidak ada jumlah kalori yang berbeda, sama saja jumlahnya ketika tidak puasa," ujar Dr. Suharko Subardi SpPD-KEMD kepada Republika.

Namun kebutuhan kalori setiap orang tergantung dari usia, jenis kelamin, berat badan, dan aktivitasnya. Secara umum, pasien kurus perlu sekitar 2300-2500 kalori, normal butuh sekitar 1700-2100 kalori, dan kategori gemuk perlu sekitar 1300-1500 kalori.

Ketika sahur, wajib konsumi buah selain hidangan utama seperti nasi dan lauk-pauk. Selain itu hindari makanan mengandung gas seperti ketan, mi atau kol. Pasalnya mengonsumsi makanan yang mengandung gas bisa menyebabkan aliran makanan ke lambung tersendat dan perut terasa mual.

Ketika berbuka puasa, penderita DM boleh minum teh manis dengan gula diet atau makan salad buah, jus atau smoothie pisang-stroberi, serta takjil seperti kurma atau kolak pisang dengan gula diet. Setelah itu jika memang harus mengonsumsi obat dari dokter, minumlah 30 menit sebelum makan utama. Selepas shalat maghrib, bisa menyantap hidangan utama dengan komposisi 100-150 gram nasi, sayuran, protein hewani seperti daging 50-60 gram, dan protein nabati 50 gram.

Setelah tarawih antara pukul 21.00-22.00, penderita DM diizinkan makan camilan yang mengenyangkan seperti singkong rebus, atau ubi rebus. Dengan jadwal makan seperti ini, maka kalori masuk secara bertahap sehingga keseimbangan gula darah bisa terjaga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement