REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perilaku merokok memang merupakan salah faktor risiko seseorang menderita kanker paru-paru. Namun, jika Anda bukan perokok, bukan berarti terbebas sepenuhnya dari kanker paru-paru.
"Saya tidak merokok jadi tidak punya kanker paru-paru, itu pernyataan yang salah. Sangat-sangat salah. Sekarang ini banyak ditemukan, tidak merokok tetapi terkena kanker," ungkap Spesialis bedah jantung dan paru-paru dari Rumah Sakit Gleneagles Singapura, dr Su Jang Wen, di Jakarta, Rabu (8/7).
Su menuturkan, sekalipun tak bisa dipastikan, namun bahan kimia tertentu yang terkandung di dalam udara bisa juga menjadi salah satu faktor risiko seseorang menderita kanker paru-paru.
Selain itu, lanjut dia, riwayat keluarga pun turun menyumbangkan risiko kemungkinan seseorang terkena kanker paru-paru. "Kalau ada anggota keluarga yang terkena kanker paru-paru di usia muda, misalnya usia 40 tahun, kemungkinan besar bisa menurunkan pada anak-anaknya.
Oleh karena itu, sebaiknya, anggota keluarga lainnya melakukan pengecekan (deteksi dini) secara rutin," kata Su.
Menurut dia, mereka yang merokok selama lebih dari 10 tahun dan memiliki riwayat keluarga yang mengidap kanker paru-paru perlu segera melakukan CT Thorax dengan radiasi rendah setiap tahunnya.
Hal ini diperlukan untuk mendeteksi dini kemungkinan menderita kanker paru-paru. "Perokok lebih dari 10 tahun, mempunyai riwayat keluarga yang mengidap kanker, perlu melakukan CT Thorax dengan radiasi rendah setiap tahunnya. Karena mereka berisiko menderita kanker paru-paru. Ini merupakan cara sederhana dan murah," tutur dia.
Dia mengatakan, bila kanker terdeteksi dini, misalnya stadium satu, maka tindakan pengobatan di antaranya operasi, berpeluang besar menyembuhkan pasien.