Senin 13 Jul 2015 14:14 WIB

Manfaat Puasa Bagi Penderita Ginjal Kronik

Rep: C33/ Red: Winda Destiana Putri
Pasien gagal ginjal.
Foto: Antara/Eric Ireng/ca
Pasien gagal ginjal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa mengandung sejuta manfaat seluruh umat Islam, tidak terkecuali yang sedang menderita penyakit ginjal. Terdapat beberapa manfaat yang tentunya bisa menunjang kesehatan penderita penyakit ginjal.

Puasa bagi kesehatan ginjal itu sangat bermanfaat. Fungsi dari ginjal dalam tubuh manusia adalah sebagai penyaring kotoran dalam darah yang dibuang melalu urin manusia. Mengatur jumlah volume darah agar darah dalam tubuh seimbang, menyaring glukosa, gizi, dan sebagian zat dalam tubuh, mengatur keseimbangan kimia darah, serta menjaga pH darah agar tidak begitu asam.

Penghentian konsumsi air ketika berpuasa terbukti efektif untuk meningkatkan konsentrasi urin pada ginjal. Bahkan bisa meningkatkan kekuatan osmosis pada urin antara 1.000-12.000ml osmosis/ kg air. Pada kondisi tertentu, hal ini akan sangat memberikan perlindungan khusus terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air pada saat berpuasa ternyata bisa menurunkan jumlah volume air pada darah.

Apabila terjadi kondisi seperti itu akan berakibat memacu kinerja mekanisme lokal pengatur pembuluh darah, serta dapat menambah prostaglandin. Zat tersebut dapat meningkatkan fungsi dan kerja sel darah merah.

Fakta tersebut diamini oleh pakar penyakit ginjal, Dr. Prasetyo Widhi Buwono, SpPD-FINASIM. "Puasa itu memang bisa menurunkan volume kencing karena minum disesuaikan dan dikontrolnya kebutuhan cairan yang tentu bagus buat urin," paparnya kepada Republika. Tapi ia mengingatkan jika setiap rentang stadium penyakit ginjal memiliki kebutuhan cairan yang berbeda-beda.

Dengan demikian, berpuasa merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan ginjal. Terutama bagi mereka yang sudah memiliki penyakit ginjal, akan lebih baik jika rutin melaksanakan puasa.

Namun walau puasa mengandung manfaat bagi penderita ginjal kronik, ada pula risiko yang ada di dalamnya. Menurut Dr. dr. Ari F. Syam SpPD, K-GEH, MMB, FINASIM, FACP, resiko tersebut bisa saja muncul selama proses menjalani puasa di bulan Ramadhan.

"Risikonya itu bisa perut menjadi mual, mual karena asupan makan berkurang," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement