REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebaran di Indonesia berarti identik dengan mudik. Kembali ke kampung halaman dengan segala macam transportasi, mulai dari mobil hingga pesawat.
Perjalanan lama di kendaraan terkadang membuat kondisi mabuk kendaraan. Biasanya kita merasa mual, berkeringat dingin, sakit kepala, kemudian muntah-muntah. Mabuk perjalanan akan membuat mudik tidak menyenangkan.
Mengapa mabuk perjalanan bisa terjadi? Manusia memiliki saluran cairan di dalam telinga yang disebut sistem vestibular. Jaringan ini berkontribusi terhadap gerakan dan keseimbangan. Saat kita mengendarai kendaraan, pandangan mata kita terus bergerak, tapi tubuh kita justru diam. Hal ini menjadi pemicu dasar mabuk perjalanan, dilansir dari Dailymail, Kamis (16/7).
Saat otak Anda mendapatkan pesan bahwa mata sedang melihat pergerakan, tapi tubuh dan telinga tidak merasakannya, maka ini menjadi sebuah kebingungan. Hasilnya ini membuat sinyal tercampur dan menciptakan suasana buruk. Mabuk laut paling umum terjadi pada anak-anak di bawah umur 12 tahun, tapi tidak menutup kemungkinan bagi seseorang merasakannya seumur hidup mereka.
Cara paling mudah membantu meringankan gejala mabuk perjalanan dengan mengatur posisi tubuh. Coba untuk menutup mata dan menghadapkan kepala ke atas akan meminimalkan sinyal otak yang berantakan.
Terus melihat peta, buku, atau ponsel akan membuat Anda merasa semakin mabuk dan tidak bisa menahan untuk memuntahkan seluruh isi perut.
Bila memungkinkan, duduk di dekat jendela mobil atau sayap pesawat, sehingga dapat melihat pemandangan luar akan menjaga tubuh lebih nyaman. Gunakan pula headrest untuk menjaga kepala dan leher tetap nyaman dan menghindarkan rasa mual.