REPUBLIKA.CO.ID, Meskipun nama minuman ini adalah minuman berenergi, tapi bukan berarti bisa menjadi tambahan menu diet sehat untuk anak remaja Anda. Faktanya, minuman berenergi sangat populer di kalangan remaja. Sebanyak 30 persen remaja usia 12 sampai 17 tahun mengonsumsi minuman berenergi yang mungkin saja berbahaya bagi kesehatan mereka.
Ini tiga alasan mengapa Anda sebaiknya tidak mengonsumsi minuman berenergi seperti dilansir dari laman Familycircle, Kamis (16/7).
Minuman energi mengandung banyak kafein
Ketua pediatrik di Universitas Miami Miller School of Medicine, Steven Lipshultz, MD, mengatakan para ahli khawatir bahwa stimultan dalam minuman energi dapat menyebabkan masalah kesehatan pada anak-anak dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya atau terdiagnosis. Penelitian menemukan bahwa remaja tidak boleh mengkonsumsi lebih dari 100 miligram kafein sehari. Tapi minuman energi dengan merek yang sudah populer dapat berisi 150 sampai 280 miligram per 16 ons atau jumlahnya sama seperti yang Anda temukan dalam dua atau tiga cangkir kopi.
Minuman energi selalu mengandung gula
Anak-anak yang sering mengonsumsi minuman energi dapat meningkatkan berat badan mereka dari ekstra kalori yang didapatkan dari minuman tersebut. Konten gula di dalam minuman itu bisa mencapai 21 sampai 34 gram per 8 ons, ini sama saja dengan dua donut cokelat.
Minuman energi memiliki efek tersembunyi yang memabukkan
Hampir 30 persen anak usia 12 sampai 17 tahun yang mengunjungi ruang gawat darurat setelah mengonsumsi minuman energi juga obat-obatan atau mengkonsumsi alkohol.
“Ketika remaja menggabungkan berbagai kafein sebagai stimultan dengan alkohol atau minuman keras sebagai depresan, maka jangan remehkan dampaknya, anak remaja Anda bisa benar-benar mabuk,” ujar Dr Lipshultz.
Inilah mengapa penting bagi anak remaja Anda untuk menjaga minuman yang ia konsumsi. Jika terus mengonsumsi minuman energi, remaja Anda akan merusak kesehatannya sendiri.