Ahad 19 Jul 2015 17:01 WIB

Kurang Tidur Dapat Menganggu Kesehatan Mental

Rep: C27/ Red: Winda Destiana Putri
Hati-hati! Kurang tidur dapat mempengaruhi ukuran otak
Foto: CNN
Hati-hati! Kurang tidur dapat mempengaruhi ukuran otak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang tidur tidak bisa dianggap enteng. Kebutuhan tersebut harus terpenuhi dengan baik, karena sangat berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik.

Tidur dapat dikaitkan dengan cara melawan depresi dan stres sekaligus mengurangi risiko penyakit seperti diabetes tipe 2, kanker, dan penyakit jantung. Sebuah studi baru yang dilakukan Clemsin University menemukan bahwa orang-orang yang tidak mendapatkan cukup tidur memiliki risiko tinggi menjadi impluisif dan membuat keputusan buruk.

Menurut Juni Pilcher seorang alumni Clemson Distinguished Profesor psikologi, bahwa kontrol diri merupakan bagian dari pengambilan keputusan setiap harinya.

"Studi kami mengeksplorasi bagaimana kebiasaan tidur dan kontrol diri yang terjalin dan bagaimana keduanya dapat bekerja sama untuk mempengaruhi fungsi sehari-hari seseorang," ujar Juni dilansir dari Medicaldaily, Ahad (19/7).

Ketika seseorang mendapatkan tidur kurang dari semestinya, bisanya dia akan mulai terlihat berantakan. Ada kantung di bawah mata, rambut berantakan, dan cara berjalan yang asal-asalan, seakan tidak ada energi lagi untuk melakukan sesuatu. Kurang tidur dalam konteks ini sudah mempengaruhi kehidupan kerja dan keseharian.

Selain menjaga kebersihan tidur, atau jadwal tidur yang konsisten, di mana seseorang pergi tidur pada waktu yang sama dan bangun pada waktu yang sama, rata-rata sekitar tujuh sampai delapan jam malam. Cara yang baik untuk membalikkan efek negatif dari kurang tidur adalah untuk mengambil tidur siang. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa tidur siang bisa mengurangi impulsif dan frustrasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement