REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mitos menyebutkan anak dengan epilepsi memiliki kecerdasan otak lebih rendah.
"Epilepsi tidak pengaruhi IQ melainkan menyebabkan kerusakan saraf pada otak," kata dr. Irawati Hawari, SpS, pada acara Media Gathering RSU Bunda, Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Hanya saja kerusakan saraf otak tersebut tidak berpengaruh pada kecerdasan anak.
Faktanya anak-anak dengan IQ tinggi justru terkena epilepsi. Memang belum ada penelitian mendalam mengenai hal tersebut.
Tetapi epilepsi bisa menyerang anak-anak tanpa memandang kecerdasan otaknya. Bahkan anak berprestasi cemerlang dalam akademisnya bisa terkena epilepsi. Namun anak-anak autisme atau penderita down syndrome lainnya memiliki risiko lebih besar terkena epilepsi.
Salah satu epilepsi yang sering terjadi pada anak adalah Epilepsi Syndrome. "Jenis ini termasuk kategori jinak," jelas Irawati.
Epilepsi bisa sembuh tanpa memerlukan pengobatan dan akan hilang ketika anak beranjak dewasa. Namun untuk memastikan jenis epilepsi, orang tua perlu membawa anak berkonsultasi ke dokter.
Dari data yang diolah RSU Bunda, angka kejadian epilepsi masih tinggi, terutama di negara berkembang. Studi menunjukkan rata-rata prevalensi epilepsi aktif 8,2/1000 penduduk. Sementara angka insidensi mencapai 50 per 100 ribu penduduk. Dari sekitar 237,6 juta penduduk Indonesia diperkirakan satu sampai 8 juta terkena epilepsi.