Rabu 12 Aug 2015 06:10 WIB

Mendengarkan Musik Bisa Cegah Kejang pada Penderita Epilepsi

Rep: http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-08-11/mendengarkan-musik-bisa-cegah-kejang-pada-penderita-epilepsi/1480420/ Red: Winda Destiana Putri
Mendengarkan musik (Ilustrasi)
Foto: Dailymail
Mendengarkan musik (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan bahwa mendengarkan musik bisa membantu mencegah serangan epilepsi.

Para peneliti dari Ohio State University menemukan, otak pasien penderita epilepsi bereaksi secara berbeda terhadap jenis musik tertentu dibandingkan mereka yang tak memiliki gangguan tersebut.

Mereka menemukan, musik yang kurang konfrontatif, seperti lagu-lagu John Coltrane dan Mozart, bisa membantu mencegah kejang-kejang yang datang bersamaan dengan epilepsi.

Para peneliti mencatat pola gelombang otak saat pasien mendengarkan 10 menit keheningan, kemudian merekam pola gelombang otak mereka saat sedang mendengarkan musik.

Penulis utama studi tersebut, Dr Christine Charyton, mengatakan bahwa mayoritas kasus epilepsi terjadi pada lobus temporal - bagian dari otak yang membantu mengubah sensasi menjadi makna.

"Delapan puluh persen orang yang menderita epilepsi memiliki epilepsi lobus temporal, yang berarti bahwa kejang dimulai di lobus temporal," jelasnya.

Ia menambahkan, korteks pendengaran, tempat di mana orang menerima musik dan mendengar suara ada di lobus temporal juga.

Dr Christine mengatakan, saat kejang terjadi, otak seseorang menyinkronkan diri dan mereka kehilangan kesadaran, tapi hal ini tak terjadi dalam studi mereka.

"Apa yang terjadi, mereka mendengarkan musik dan kami putarkan John Coltrane dan Mozart, dan akhirnya otak mereka mensinkronkan diri dengan musik di lobus temporal," utaranya.

Tim penelitian di Ohio State University mengatakan, itu berarti musik bisa digunakan sebagai intervensi dalam hubungannya dengan pengobatan tradisional untuk membantu mencegah kejang.

"Kami berpikir bahwa musik bisa sangat efektif. Dalam penelitian kami, tak ada yang mengalami kejang ketika mendengarkan musik atau selama studi dilakukan," kemuka Dr Christine Charyton.

Hampir sebanyak 800.000 warga Australia akan didiagnosis dengan epilepsi pada tahap tertentu dalam kehidupan mereka, jadi bagi Profesor Mark Cook, Presiden Yayasan Epilepsi di Victoria dan Direktur Neurologi di Rumah Sakit St Vincent Melbourne hasil tersebut menjanjikan.

"Saya kira, setiap terapi yang tak melibatkan obat atau operasi, sesuatu yang sederhana dan aman seperti musik, adalah hal yang baik untuk pasien," sebutnya.

Ia menerangkan, banyak bukti yang telah mereka kumpulkan, sejauh ini, benar-benar ada di sekitar kemungkinan bahwa hal itu mengubah aktivitas kejang hanya karena ia mengubah fungsi perubahan gelombang otak, dan itu tentu alasan yang baik untuk mulai meneliti lebih jauh.

Profesor Sarah Wilson adalah Wakil Dekan di Fakultas Ilmu Psikologi dan Direktur Inisiatif Musik, Pikiran dan Kesehatan di Universitas Melbourne.

Ia mengatakan, hasil penelitian itu tak mengherankan mengingat apa yang sudah diketahui cara kerja otak.

"Ada dua teori mengapa mendengarkan musik mungkin memiliki manfaat bagi orang-orang yang menderita epilepsy. Yang pertama adalah bahwa musik mengubah sinkronisasi syaraf atau pola aktivitas listrik di otak dan bahwa hal itu memiliki kemampuan untuk menormalkan pola tersebut sehingga mengurangi kecenderungan otak untuk mengalami kejang,” jelasnya.

Ia menambahkan, "Dan saya kira studi ini mengarah ke situ, karena itu berada di lobus temporal pasien dan itu ada di wilayah otak yang memproses suara dan musik."

"Teori lain mengapa hal itu bekerja, berhubungan dengan suasana hati dan ada beberapa bukti yang meyakinkan tentang hal itu juga," sambungnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement