REPUBLIKA.CO.ID, Di era yang serba digital ini, intensitas interaksi manusia dengan gadget atau perangkat internet semakin tinggi. Ketika sedang ada waktu luang, entah ketika duduk di dalam kereta atau makan di restoran, banyak orang disibukkan dengan smartphone mereka. Sebuah studi mengungkapkan seiring tingginya frekuensi seseorang mengecek ponsel cerdasnya, ia makin tidak peka dengan lingkungan sekelilingnya.
Penelitian itu mengungkapkan para pecandu smartphone sulit untuk memperhatikan dan beradaptasi dengan orang-orang di sekelilingnya. Bahkan jika ia sedang tidak menggunakan handphone. Orang yang paling sering menggunakan smartphone dan pecandu internet cenderung susah berkonsentrasi. Mereka mudah lupa akan adanya janji penting bahkan meracau ketika tengah bercakap-cakap dengan orang lain.
Dalam studi pertama penelitian ini Dr. Lee Hadlington menemukan bahwa semakin sering orang berinteraksi dengan internet atau handphonenya semakin besar juga kemungkinan mereka mengalami 'kegagalan kognitif'. Kegagalan kognitif yang dimaksud termasuk membuat kesalahan besar dan ketidakpekaan menghadapi orang-orang di sekelilingnya. "Pengguna internet dan handphone yang hiperaktif bisa saja mendadak lupa alasan mengapa mereka pergi ke suatu tempat," kata Hadlington dikutip dari laman Independent, Jumat (21/8).
Studi juga menyimpulkan alasan yang sama dalam penelitian yang melibatkan pengguna handphone tanpa internet. Fakta ini menunjukkan bahwa baik interaksi lewat sms atau telepon dan berselancar di dunia maya sama-sama mengurangi tingkat konsentrasi.
Tetapi sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah kegelisahan dan penurunan konsentrasi timbul akibat penggunaan handphone yang berlebihan. Atau ada sebab-sebab lain di luar itu yang mengakibatkan timbulnya masalah 'kontrol perhatian jangka pendek'.
Dr.Hadlington mengemukakan teori bahwa penurunan konsentrasi adalah kombinasi dari penggunaan handphone dan gangguan kontrol perhatian jangka pendek. Dengan kata lain orang-orang telah kecanduan teknologi secara otomatis menderita gangguan kontrol jangka pendek. Sehingga mereka kesulitan memusatkan perhatian pada lingkungan sekitarnya.
Penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal Computers in Human Behaviour. Kini Hadlingtong sedang mengerjakan penelitian lebih mendalam dan mencari solusi atas masalah ini.
Menurut Hadlington pembahasan kasus ini sama sekali baru dan belum pernah diteliti sehingga menjadikan penelitian ini penting. Sebagian besar masyarakat telah mengakrabi teknologi namun belum memahami dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan kemampuan kognitif kita ketika memanfaatkan teknologi. Sejauh ini yang baru diketahui dari penelitian ini adalah ditemukan beberapa data statistik mengenai orang-orang yang menggunakan internet atau handphone berlebihan dan ditemukannya penderita kegagalan kognitif," terang peneliti dari Leicester's De Montfort University ini.