Senin 31 Aug 2015 14:24 WIB

Umami Bantu Pasien Rumah Sakit Cepat Sembuh

Rep: C04/ Red: Indira Rezkisari
Penyedap makanan bisa membantu meningkatkan cita rasa makanan agar pasien rumah sakit lebih nafsu makan.
Foto: wikipedia
Penyedap makanan bisa membantu meningkatkan cita rasa makanan agar pasien rumah sakit lebih nafsu makan.

REPUBLIKA.CO.ID, Kebutuhan gizi adalah kebutuhan energi yang diperlukan tubuh untuk selalu tetap sehat. Zat gizi yang penting bagi kesehatan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Semua ini dibutuhkan untuk membangun dan mengganti jaringan tubuh yang rusak.

Ketika sakit dan terpaksa dirawat, kebutuhan gizi bisa terpenuhi melalui pelayanan makanan rumah sakit dengan cita rasa yang enak. Semua itu bisa saja didapatkan dari peningkatan manajemen, peningkatan keterampilan petugas pengolah makanan, penerapan standar resep dan bumbu penyedap serta penerapan jadwal makan dan penyajian makanan yang menarik.

Karena itu pasien rumah sakit penting mendapatkan asupan makanan yang tak hanya bergizi, tapi juga menarik dari segi rasa dan penampilan. Menambahkan penyedap rasa bisa membantu mendapatkan makanan yang nikmat bagi pasien. 

Jika berbicara mengenai penyedap rasa, identik dengan umami. Banyak yang mengira bahwa umami hanya ditemukan di MSG (monosodium glutamat) yang umumnya digunakan sebagai bahan dasar penyedap rasa bagi masakan. Padahal tanpa menggunakan bahan penyedap tersebut lidah perasa kita sudah dapat merasakan sensasi kelezatan alami dari makanan.

Menurut Indra Nurcahyo, selaku Public Relation dari PT. Ajinomoto Indonesia, umami jelas berbeda dengan MSG. Selain dari bahan alami, kini rasa umami dapat diperoleh secara instan dan buatan melalui pembubuhan bumbu penyedap rasa. Mungkin karena itulah belakangan rasa umami kerap dikaitkan dengan promosi produk MSG, di mana menurut para ahli medis yang lain pemakaian produk MSG sangat berdampak buruk bagi kesehatan.

"Walau masih prokontra, namun WHO belum melarang penggunaan produk MSG karena masih belum ada penelusuran lebih lanjut. Maka dari itu, WHO pun tak membatasi penggunaan produk ini. Untuk sementara, para ahli gizi dan peneliti dari IPB menyarankan agar digunakan secukupnya saja," tambahnya.

Dosen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPB Dr. Ir. Dedeh R Adawiyah Msi, mengatakan ada faktor lain yang menyembuhkan pasien selain obat dari dokter. Faktor tersebut, yakni tak lain adalah nafsu makan yang meningkat. 

"Hal ini merujuk pada pasien TBC di Rumah Sakit Adam Malik yang ketika itu pada salah satu menu makan pasien yang ditambahkan efek rasa umami atau gurih. Pasien yang diberikan menu umami rupanya lebih cepat sembuh. Jika pada umumnya pasien TBC yang biasa rawat inap membutuhkan waktu 10 hari, kini dapat pulang empat hari lebih cepat," ungkap Dedeh.

Rasa umami ini hanya ditambahkan pada satu menu makanan saja. Sementara itu lanjut Dedeh, menu makanan lainnya tetap merujuk pada menu dari rumah sakit. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement