REPUBLIKA.CO.ID, Setelah melahirkan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia mengirimkan pesan singkat mengenai kelahiran putra atau putrinya. Pesan tersebut umumnya dilengkapi dengan panjang dan berat lahir bayi.
Bayi yang terlahir panjang, di atas 50 cm, menjadi kabar baik yang menggembirakan. Tapi, konon, wanita yang melahirkan bayi dengan panjang di atas rata-rata justru lebih besar berisiko mengidap kanker payudara. Benarkah?
Dalam laman Dailymail, Rabu (2/9) disebutkan bahwa penelitian baru dilakukan kepada lebih dari 22 ribu perempuan berkebangsaan Norwegia yang melahirkan bayi dua sentimeter lebih panjang dibanding rata-rata bayi yang baru lahir (43 sampai 50 sentimeter). Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita tersebut memiliki risiko kanker payudara lebih besar sekitar 13 persen, seperti laporan European Journal of Epidemiology. Mereka lebih mungkin mengembangkan penyakit tersebut.
Semua perempuan yang diteliti tersebut rata-rata berusia 51 tahun dan ilmuwan menemukan bahwa risiko kanker itu lebih tinggi untuk perempuan yang tinggi ibunya juga di atas rata-rata. Diperkirakan panjang bayi pada kelahiran menunjukkan paparan hormon yang tinggi pula di rahim. Dan, faktor ini terus berlanjut mempengaruhi wanita sepanjang hidupnya, selain meningkatkan risiko kanker payudara.