REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telah dikatakan sebelumnya bahwa pasien bipolar rentan terhadap perubahan mood yang tiba-tiba. Begitu pula terjadi pada dorongan gairah seksual mereka.
Keluarga disarankan harus memahami perubahan mood yang terjadi pada pasien. Pasalnya, gangguan bipolar (GB) sangat rentan pada kematian dan keretakan hubungan sosial di sekitarnya.
"GB juga berhubungan dengan meningkatnya risiko kematian akibat adanya penyalahgunaan zat, kerentanan terjadinya kecelakaan serta adanya risiko bunuh diri. Risiko bunuh diri merupakan penyebab kematian tertinggi pada GB. Oleh karena itu deteksi untuk ide bunuh diri (suicidal ideation) merupakan suatu yang wajib dideteksi pada setiap orang dengan GB," tambahnya.
Bahkan telah lama diketahui, menurut Studi Goodwin dan Jamison pada tahun 1908, menunjukan bahwa sebanyak 57 persen orang dengan GB pada fase maniak, mengalami peningkatan gairah atau aktivitas seksual yang tinggi. Sehingga para pasangan yang hidup dengan pasien GB kebanyakan merasa kecewa dan frustasi menghadapi gangguan perilaku tersebut.
"Jika keluarga tidak memiliki pemahaman yang baik, kondisi ini seringkali menyebabkan keretakan rumah tangga yang berakhir pada perceraian,” lanjut Natalia.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, dr Ashwin Kandouw, SpKJ, psikiater Sanatorium Dharmawangsa mengemukakan bahwa kasus peningkatan libido pada GB memang cukup sering ditemukan. Pada dasarnya, penatalaksanaan komprehensif pada GB tergantung gejala yang dialami pasien.
Secara farmakologi, pengobatan GB melalui pemberian obat-obatan dan terapi psikiatri ditekankan untuk mencegah dan meredakan fase maniak atau depresi yang efektif dalam jangka panjang. Ia pun menekankan bahwa penting sekali untuk menerapkan penekanan akan kepatuhan pasien GB terhadap pengobatan.
"Kambuhnya penyakit sangat berhubungan erat dengan kurang patuhnya pasien GB melakukan treatment atau terapi. Itu akan berdampak buruk kepada dirinya sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar, baik untuk masa sekarang atau jangka panjang. Kualitas hidup orang dengan GB, terutama yang tidak diobati secara perlahan akan mengalami penurunan. Maka dari itu pengobatan secara rutin dan teratur sangatlah dibutuhkan," ujarnya.
Ashwin juga menambahkan, dalam hal ini keluarga dan lingkungan juga sangat berpengaruh dalam memberikan dorongan kepada orang dengan GB agar mereka lebih optimis dalam menjalani kehidupan dengan memperlihatkan kasih sayang, perhatian, kepedulian, penghargaan. Empati dan simpati juga menjadi poin penting dalam masa penyembuhan bagi para pasien penderita GB.