Kamis 10 Sep 2015 08:50 WIB

Ini Kenapa Bekas Luka Harus Dirawat

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Dokter menyarankan melakukan perawatan bekas luka agar tidak memengaruhi kepercayaan diri seseorang.
Foto: pixabay
Dokter menyarankan melakukan perawatan bekas luka agar tidak memengaruhi kepercayaan diri seseorang.

REPUBLIKA.CO.ID, Bekas luka parut menjadi bagian dari proses penyembuhan alami setelah kulit terluka akibat kecelakaan, pascaoperasi, atau penyakit. Semakin besar kerusakan kulit, maka semakin lama proses penyembuhannya, serta semakin besar skar yang membekas.

Bekas luka parut dipengaruhi usia, lokasi luka, dan faktor genetika. Kulit yang lebih muda biasanya lebih peka terhadap proses penyembuhan luka dan bisa mengakibatkan bekas luka lebih luas juga lebih tebal. Awalnya, bekas luka parut tampak memerah dan tebal, namun seiring berjalannya waktu maka bisa memudar.

Brand Manager PT Transfarma Medica Indah, Irvani Risyda mengatakan bekas luka tidak hanya memengaruhi penampakan kulit namun juga membatasi fungsi gerakan dalam beberapa kondisi. Bekas luka yang di bagian tubuh terbuka atau tertutup sekali pun bisa memengaruhi kepercayaan diri seseorang. Oleh sebabnya, bekas luka perlu perawatan.

"Untuk menipis dan menyamarkan bekas luka bisa memakan waktu hingga 18 bulan bahkan lebih," kata Irvani dijumpai Republika.co.id, di Denpasar, Rabu (9/9).

Faktor apa saja yang memengaruhi bekas luka? Pertama, usia yang menentukan kecepatan kulit untuk regenerasi dan sembuh. Semakin tua usia seseorang, proses penyembuhan bekas lukanya semakin lama. Kedua, jenis kulit. Orang Afrika dan Asia dengan pigmen kulit cenderung gelap biasanya lebih sensitif terhadap terbentuknya bekas luka, misalnya keloid.

Ketiga, lokasi luka. Jika luka terjadi pada jaringan otot aktif, misalnya punggung, kaki, pundak, dan persendian tubuh lain, maka bekas luka yang ditinggalkan lebih nyata ketimbang luka terjadi pada jaringan otot kurang aktif. Keempat, infeksi dan komplikasi. Infeksi pada luka membuat peluang terbentuknya bekas luka menjadi abnormal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement