Rabu 16 Sep 2015 09:15 WIB

Interventional Pain Management, Atasi Nyeri Tanpa Operasi

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Pengelolaan nyeri merupakan hal yang kompleks dan berbeda dari satu pasien ke pasien yang lain.
Foto: torange
Pengelolaan nyeri merupakan hal yang kompleks dan berbeda dari satu pasien ke pasien yang lain.

REPUBLIKA.CO.ID, Pengelolaan nyeri merupakan hal yang kompleks dan berbeda dari satu pasien ke pasien yang lain. Apalagi, dahulu tidak ada standar yang pasti mengenai penanganan nyeri, terutama nyeri kronik sehingga kemampuan setiap dokter dalam menangani nyeri juga berbeda-beda. Akibatnya, pengelolaan nyeri menjadi tidak optimal dan gagal meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Untuk mengisi celah ini, interventional pain management (IPM) hadir. Pakar nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, menjelaskan IPM adalah subspesialisasi khusus dari tatalaksana nyeri. IPM merupakan prosedur invasif yang minimal yang dapat memberikan kesembuhan yang permanent atau jangka panjang. Mengisi kekosongan antara terapi obat-obatan dan tindakan operatif atau invasif berat.

Menurut American Society of Interventional Pain Physicians (ASIPP), IPM adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang diagnosis dan pengobatan gangguan nyeri. Yaitu dengan menerapkan teknik-teknik intervensi dalam menangani nyeri subakut, kronik, persisten, dan nyeri yang sulit diatasi, baik secara independen maupun bersama dengan modalitas terapi lainnya.

IPM  dilakukan oleh dokter spesialis anestesi, neurologi, bedah saraf, orthopaedi, atau terapi fisik dan rehabilitasi, yang melakukan pelatihan di bidang manajemen nyeri. Mula-mula, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan mengevaluasi riwayat medis pasien, serta melakukan sejumlah pemeriksaan tambahan. Setelah didapatkan kesimpulan, barulah dokter membuat rencana pengobatan. Rencana pengobatan tersebut umumnya mengombinasikan terapi intervensi, rehabilitasi fisik dan okupasi, serta dukungan psikososial.

Persiapan prosedur untuk pasien, yaitu konsultasi riwayat kesehatan ke dokter spesialis nyeri, beritahu bila ada gangguan pembekuan darah.

Untuk penderita diabetes disarankan melakukan pemeriksaan kadar gula terlebih dahulu. Obat untuk darah tinggi tetap diminum. Tidak perlu berpuasa, tidak dianjurkan untuk mengemudi setelah prosedure dilakukan.

Kelebihan IPM rawat singkat, anestesi lokal, minimal invasive dan hemat biaya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement