Rabu 16 Sep 2015 09:31 WIB

Melirik Berbagai Terapi Interventional Pain Management

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
NNyeri merupakan keluhan yang paling sering dirasakan oleh masyarakat kita. Sekitar 40 persen orang yang datang ke rumah sakit mengeluh nyeri.
Foto: flickr
NNyeri merupakan keluhan yang paling sering dirasakan oleh masyarakat kita. Sekitar 40 persen orang yang datang ke rumah sakit mengeluh nyeri.

REPUBLIKA.CO.ID, Pakar nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, menjelaskan Interventional Pain Management (IPM) adalah subspesialisasi khusus dari tatalaksana nyeri.

 

Ada berbagai jenis prosedur IPM, diantaranya steroid atau local anesthetic injection, radiofrequency : ablation atau pulsed, epidural adhesiolysis, neurostimulation : spinal cord stimulation atau peripheral nerve stimulation, intratechal pump, nerve block : celiac plexus, percutaneus rhizotomy, percutaneus cordotomy atau DREZ lesion dan lainnya.

 

Steroid atau local anesthetic injection

 Steroid atau suntikan anestesi lokal adalah tindakan memasukan obat ke sendi dengan suntikan. Kalau obat biasa yang diminum akan mempengaruhi semua organ. Sedangkan suntikan obat steroid hanya ke sendi, jadi hanya mengenai sendi, tidak organ lainnya. Selain itu, dengan obat minum bisa membebani ginjal. Sedangkan steroid bisa berpotensi kurangi kerusakan ginjal.

 

“Steroid ini efektif mengurangi nyeri, mengurangi inflammasi, edema dan iritasi dengan mengurangi pembengkakan pada syaraf tepi, blocking c- fibers, dan stabilize nerve membranes,” paparnya.

 

Manfaat steroid, nyeri hilang selama maksimal dua tahun. Dibandingkan dengan steroid injeksi lebih lama dalam menurunkan nyeri dan lebih minimal komplikasi. Terapi ini meningkatkan lingkup gerak sendi, meminimalkan penggunaan obat nyeri oral, kualitas hidup lebih meningkat serta waktu penyembuhan lebih cepat.

Radiofrequency Ablation

Sementara radiofrequency adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengurangi nyeri dengan cara mengalirkan aliran listrik yang di produksi oleh gelombang radio untuk memanaskan bagian syaraf tertentu. Ujung saraf penyebab nyeri dipanaskan menggunakan aliran listrik yang dihasilkan oleh gelombang radio sehingga rangsang nyeri di daerah tersebut dapat dihentikan.

 

Musculoskeletal injection USG guided

Penyuntikan obat pada otot dan sendi yang sakit sambil dipandu oleh ultrasonografi sehingga tepat pada sasaran.

 

Platelet Rich Plasma (PRP)

Terapi PRP telah digunakan sejak tahun 1990-an untuk membantu penyembuhan cedera tulang belakang dan pemulihan jaringan setelah dilakukan operasi plastik. Setelah beberapa tahun terakhir PRP telah menjadi populer untuk pengobatan cedera seperti tenis dan siku golf dan masalah lutut yang disebabkan oleh joging dan varietas olahraga, seperti pada kasus Tiger Woods digunakan untuk operasi lutut, pesepakbola Adam Cooney untuk masalah lutut degeneratif dan Los Angeles Dodgers 'pitcher Takashi Saito untuk mengobati cedera siku.

 

Epidural block steroid injection

Penyuntikan obat golongan kortikosteroid ke rongga epidural di daerah tulang belakang guna meredakan peradangan pada saraf dan bantalan tulang belakang (diskus interverterbralis).

 

Epidural RACZ catheter

Pemasangan kateter mikro ke dalam rongga epidural di tulang belakang untuk mencapai lokasi penyuntikan obat yang tepat di sasaran. Prosedur ini berlangsung sekitar 30 sampai 60 menit. Bisa dilakukan cukup satu kali sampai maksimal tiga kali suntikan dalam satu tahun.

 

Simpathetic block

Penyuntikan di sekitar tulang belakang untuk meredakan nyeri yang berkaitan dengan sistem saraf otonom.

 

Spinal cord stimulation

Tindakan memanipulasi rangsang nyeri pada kasus-kasus nyeri kronis di daerah punggung, lengan, atau tungkai, yaitu dengan menanam alat stimulator pada daerah tulang belakang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement