REPUBLIKA.CO.ID, Wanita yang didiagnosis dengan lupus tetap bisa aman saat melahirkan. Peneliti dari rumah sakit khusus bedah di New York City mengidentifikasi faktor-faktor risiko tertentu terkait dengan kehamilan pada wanita lupus.
Lupus adalah penyakit autoimun yang kebanyakan memengaruhi wanita usia subur. Penyakit ini bisa menyerang jaringan sehat di kulit, sendi, ginjal, otak, dan organ tubuh lainnya. Sebelumnya, pasien lupus disarankan untuk tidak hamil sebab potensi risiko kesehatan bagi ibu dan bayi.
Namun, hasil penelitian tim di New York City bisa membantu wanita lupus tetap bisa hamil dan melahirkan sehat. Penelitian ini berlokasi di Amerika Serikat dan Kanada, melibatkan 385 wanita hamil dalam medio September 2003-Desember 2012. Para wanita yang menjadi peserta adalah penderita lupus ringan hingga aktif.
Studi ini menemukan fakta bahwa 81 persen dari kehamilan pada wanita lupus tidak menyebabkan komplikasi. Dalam lima persen kehamilan, kematian janin atau neonatus terjadi. Kelahiran prematur terjadi pada sembilan persen kehamilan wanita lupus, dan 10 persen bayi terlahir dengan berat badan kurang.
"Temuan kami ini memberikan arahan jelas untuk konseling pada pasien wanita dengan lupus aktif. Pasien dengan kondisi antibodi tertentu bisa dideteksi diawal kehamilan melalui pemeriksaan darah jika mereka memiliki risiko komplikasi kehamilan serius," kata dr Jane E Salmon, salah satu peneliti, dilansir dari Medical News Today Sabtu (19/9).
Komplikasi kehamilan pada wanita lupus sangat terkait setidaknya dengan tiga faktor, yaitu antibodi antifosfolipid tertentu dalam darah, riwayat hipertensi, dan jumlah trombosit yang rendah. Salmon merekomendasikan bahwa pasien lupus yang sedang merencanakan kehamilan harus mendapatkan konseling juga penilaian risiko. Mereka akan dibantu dengan teknik reproduksi berdasarkan rekomendasi dokter.